Liputan6.com, New York - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Solomon Island, George Milner Tozaka. Masalah integritas NKRI jadi topik utama yang dibahas.
Menlu menyatakan, Kepulauan Solomon secara tegas menghormati integritas teritorial NKRI dan Piagam PBB mengenai non-interference.
Advertisement
Baca Juga
"Prinsip saling menghormati integritas territorial dan prinsip non-interference pada urusan dalam negeri masing-masing negara harus selalu dijunjung tinggi dalam menjalankan hubungan bilateral," kata Menlu Retno dalam keterangan pers kepada Liputan6.com.
Selain itu, Menlu Retno dan Tozaka juga sepemikiran bahwa peningkatan hubungan tak hanya dilakukan secara bilateral. Tetapi juga di forum multilateral seperti MSG dan PIDF juga harus dilakukan.
Peningkatan ini sangat penting dilakukan. Sebab, dengan adanya hubungan yang kuat maka RI dapat lebih aktif membantu pembangunan Solomon Island dan negara pasifik lain.
"Indonesia adalah negara besar yang akan memberikan perhatian bagi negara-negara di Pasifik guna terus mendorong pembangunan kawasan yang lebih baik " tegas Retno.
Dalam pertemuan, Menlu RIÂ mengundang Menlu Kepulauan Solomon untuk hadir pada pertemuan Bali Democracy Forum di Bali. Rencananya pertemuan tersebut dihelat pada awal Desember 2016.
Solomon Island dikenal sebagai negara yang kerap berpandangan berbeda dengan Indonesia dalam urusan penangan masalah di Provinsi Papua.
Dikutip dari Radio New Zealand, pada 13 Mei 2016 lalu, Perdana Menteri Solomon Island yang ketika itu menjabat sebagai pemimpin Malenesian Sperhead Group (MSG), Manasseh Sogavare menyampaikan pernyataan mengejutkan. Ia mendesak intervensi badan PBB di Papua.
Bukan cuma itu, Sogavare pun sempat mengatakan mendukung penuh keanggotaan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) di MSG.