Liputan6.com, Tokyo - Hampir satu banding empat orang dewasa Jepang mempertimbangan secara serius untuk melakukan bunuh diri. Demikian menurut survei yang dilakukan pemerintah Negeri Sakura.
Menurut survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan, orang dewasa Jepang yang berpikir tentang bunuh diri jumlahnya 23,6 persen pada 2016. Angka tersebut naik dari 19,1 persen pada 2008 dan 23,4 persen pada 2014.
Hasil survei yang dipublikasikan pada 21 Maret 2017 itu, menunjukkan rasa putus asa kemungkinan telah menyebar di Jepang.
Advertisement
Namun, jumlah kasus bunuh diri yang sebenarnya terjadi di Jepang pada 2016 sebesar 21.764 jiwa. Ini telah memasuki tahun ketujuh di mana jumlah orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya mengalami penurunan, demikian menurut angka awal yang dirilis oleh Badan Kepolisian Nasional.
Dikutip dari The Asashi Shimbun, Jumat (24/3/2017), Kementerian Kesehatan berencana mengadopsi skema langkah-langkah baru untuk mencegah bunuh diri dalam pertemuan kabinet musim panas tahun ini.
Kementerian tersebut, berharap dapat menemukan sejumlah cara untuk mengatasi masalah mengakar yang membuat seseorang lebih berisiko bunuh diri.
Pada Oktober tahun lalu, Kementerian Kesehatan menyebarkan 3 ribu kuesioner kepada 3 ribu laki-laki dan perempuan yang berusia 20 tahun dan lebih tua di seluruh Jepang.
Menurut hasil survei yang valid, sebanyak 36,7 persen responden yang berpikir untuk bunuh diri, mengatasi keinginan itu dengan menghabiskan waktu pada hobi atau pekerjaan.
Sementara itu, 32,1 persen responden mengatakan, mereka merasa dirinya jauh lebih baik dengan mendiskusikan masalah dengan orang-orang di sekeliling mereka.
Namun, 46,9 persen dari seluruh responden mengatakan, mereka ragu-ragu meminta konslutasi atau mencari bantuan lainnya ketika sedang dilanda kekhawatiran atau stres.