AS: Menyingkirkan Presiden Suriah Bukan Lagi Prioritas Kami

Rezim Trump mengisyaratkan akan lebih memilih solusi politik sebagai upaya mengakhiri konflik di Suriah yang telah menewaskan 320.000 jiwa.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 31 Mar 2017, 15:04 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2017, 15:04 WIB
Presiden Suriah Bashar al-Assad
Presiden Suriah Bashar al-Assad (AP/SANA)

Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak lagi fokus untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar al Assad. Itu dimungkinkan karena Negeri Paman Sam tengah mengupayakan strategi baru untuk mengakhiri perang sipil Suriah.

Pada Kamis kemarin, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengutuk pelanggaran HAM yang dilakukan Presiden Assad terhadap rakyatnya sendiri. Meski demikian ia tegaskan, Washington akan fokus bekerja sama dengan Turki dan Rusia untuk mencari solusi politik dibanding menjatukan Assad.

"Ini tentang merubah prioritas dan fokus kami tidak lagi menggulingkan Assad," ujar Haley seperti dilansir Al Jazeera, Jumat, (31/3/2017).

Pernyataan Haley ini mencuat setelah Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson memberikan sinyal perubahan sikap Washington, yaitu mengakui bahwa nasib akhir Assad berada di tangan rakyat Suriah.

"Prioritas kami adalah untuk benar-benar melihat bagaimana kita bisa menyelesaikan ini. Dengan siapa kita harus bekerja sama untuk membuat perubahan bagi rakyat Suriah," terang Haley seperti dikutip dari Al Araby.

"Kita tak bisa terus fokus pada Assad seperti yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumna. Apakah menurut kami dia hambatan? Ya. Apakah kami hanya akan duduk dan fokus menggulingkannya? Tidak," imbuhnya.

Haley juga menjelaskan, fokus lain AS adalah menghilangkan pengaruh Iran dalam perang Suriah. Negeri Para Mullah itu merupakan sekutu sekaligus pendukung utama rezim Assad.

Sementara itu, seorang pejabat AS menambahkan pernyataan Haley. Washington menurutnya, tertarik untuk menciptakan kondisi di mana rakyat Suriah dapat memutuskan masa depan mereka tanpa Assad.

Pejabat yang sama menyebut, Negeri Paman Sam juga berkepentingan dalam perang melawan ISIS dan mengekang pengaruh Iran.

Reaksi oposisi

Oposisi Suriah yang sebelumnya mendapat dukungan pemerintah AS dalam melawan rezim Assad bereaksi marah atas perubahan sikap Washington.

"Oposisi tidak akan menerima apapun peran Bashar al-Assad dalam tahap apapun," ujar Monzer Makhos, juru bicara untuk Komite Tinggi Negosiasi, pihak yang mewakili oposisi dalam perundingan perang Suriah.

"Tidak akan ada perubahan terkait posisi kami," tegasnya.

Terkait dengan kerja sama dengan Rusia soal Suriah, Menlu Tillerson akan berkunjung ke Moskow bulan depan untuk berbincang dengan pemimpin negara itu.

Selama ini berbagai upaya diplomatik dinilai gagal mengakhiri konflik Suriah yang telah menewaskan lebih dari 320.000 dan menyebabkan jutaan lainnya mengungsi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya