Dana Riset RI Kecil, Kerja Sama dengan Inggris Jadi Hal Penting

Dibanding dengan anggaran riset sejumlah negara yang berada di atas satu persen, saat ini anggaran riset Indonesia sebesar 0,2 persen.

oleh Citra Dewi diperbarui 06 Apr 2017, 08:42 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2017, 08:42 WIB
20160721-Menristek Dikti Mohamad Nasir-M Nasir-Jakarta- Herman Zakharia
Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir saat melakukan kunjungan ke Liputan6.com, Jakarta, Kamis (21/7). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Lewat skema pendanaan setara Newton UK-Indonesia Science & Technology Fund, Pemerintah Inggris dan Indonesia terus berusaha melakukan proyek riset kolaborasi dengan berbagai topik yang relevan dengan pembangunan sosial ekonomi Indonesia.

Dalam memperingati satu tahun program pendanaan tersebut, Pemerintah Inggris dan Indonesia mengumumkan 10 proyek riset kolaborasi, dan ditambah dengan 11 proyek dalam dua bulan mendatang. Pada tahun sebelumnya, sudah terdapat 11 proyek yang dijalankan dari program tersebut.

Total, dana kolaborasi antara Inggris dan Indonesia saat ini sebesar 8 juta pound sterling, dengan rincian 5 juta dari Pemerintah Inggris, 2 juta pound sterling dari DIPI, dan 1 juta dari Pemerintah Indonesia.

Sejauh ini, Pemerintah Inggris juga telah menginvestasikan dana riset untuk Indonesia sebesar 14,5 juta pound sterling atau sekitar Rp 241 miliar hingga 2021.

Menurut Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Mohamad Nasir, program tersebut sangat penting bagi masa depan Indonesia, mengingat anggaran riset Indonesia yang tergolong kecil, yakni 0,2 persen.

"(Hal itu) membuat kerja sama dengan Pemerintah Inggris menjadi hal yang sangat penting," ujar Nasir saat ditemui dalam acara peringatan satu tahun Newton UK-Indonesia Science & Technology Fund di Gedung Ristekdikti, Rabu (5/4/2017).

Ia juga mengingatkan, riset yang dilakukan jangan sampai tahap publikasi saja agar bisa berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.

"Riset harus meningkat prototipe dan inovasi, sekarang industri harus masuk," ujar Nasir.

Menurutnya, hasil inovasi terkait penanggulangan bencana dapat berdampak langsung kepada masyarakat. Namun untuk inovasi dengan hasil produk, ia berharap dapat mengembangkannya menjadi start up dengan industri yang lebih besar.

Nasir menekankan agar industri dapat masuk ke bidang riset, untuk membantu melanjutkan langkah pemerintah yang fokus di penelitian dasar dan aplikasi.

Dengan anggaran riset yang masih tergolong kecil, ia berharap dapat meningkatkannya hingga 0,5 persen sampai tahun 2019.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya