Liputan6.com, Stockholm - Setelah terjadi teror truk Swedia pada Jumat 7 April lalu, puluhan ribu warga di sana berkumpul di Stockholm hari Minggu 9 April untuk sebuah perhelatan yang mereka sebut lovefest.
"Ketakutan tidak akan menguasai kami. Teror tidak bisa menang," ujar Walikota Karin Wanngard kepada massa yang diperkirakan mencapai 50 ribu seperti dikutip dari VOA News, Selasa (11/4/2017).
Seperti tanda cinta sekaligus mengenang para korban, seperti diberitakan SBS News, terlihat rangkaian bunga, lilin dan boneka mainan memenuhi lokasi acara itu.
Advertisement
Sementara seorang perempuan terlihat mengusung poster dengan tulisan: "Kami tidak menanggapi dengan rasa takut, kami menanggapi dengan kasih."
Serangan hari Jumat itu tampaknya tidak terlalu memengaruhi reputasi global Swedia sebagai masyarakat yang terbuka dan siap menerima.
Kepada kantor berita the Associated Press, seorang peserta dalam rapat umum hari Minggu mengatakan, fakta bahwa tersangka adalah seorang pengungsi tidak berarti apa-apa.
Polisi menangkap laki-laki kelahiran Uzbekistan beberapa jam setelah teror truk Swedia di depan Ahlens Department Store. Ia dikenal intelijen sejak tahun lalu, karena kabur sebelum dideportasi setelah pengajuan suakanya ditolak.
Pihak berwenang mengetahui ia bersimpati pada ekstremis. Tetapi belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan yang menelan 4 jiwa dan melukai 15 orang. Pun dengan motif serangan.
Polisi telah menangkap orang kedua terkait teror truk Swedia, tetapi tidak memberi informasi lebih lanjut.
Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan kendaraan itu adalah truk milik produsen bir Spendrups, yang dibajak pagi hari itu.