Presiden Ashraf Ghani: Pemimpin ISIS di Afghanistan Tewas

Presiden Ashraf Ghani mengatakan Hasib terbunuh dalam sebuah serangan oleh pasukan khusus AS dan Afghanistan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Mei 2017, 10:08 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2017, 10:08 WIB
Pasukan Afghanistan yang didukung oleh AS baru-baru ini melakukan serangkaian operasi melawan militan ISIS (AFP)
Pasukan Afghanistan yang didukung oleh AS baru-baru ini melakukan serangkaian operasi melawan militan ISIS (AFP)

Liputan6.com, Kabul - Presiden Ashraf Ghani membenarkan pimpinan ISIS Afganistan tewas dalam serangan yang dilakukan pasukan khusus Afganistan dan AS.

Abdul Hasib tewas 10 hari yang lalu dalam operasi yang dipimpin oleh pasukan khusus di Provinsi Nangarhar timur. Operasi ini dilakukan 50 pasukan khusus AS dan 40 komandan militer Afganistan pada 26 April 2017.

Hasib diyakini menjadi dalang di balik serangan rumah sakit militer di Kabul yang menewaskan lebih dari 30 orang.

Sebelumnya, ia mengambil alih posisi pimpinan setelah pendahulunya Hafiz Saeed Khan dibunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS pada 2016.

Dikutip dari BBC, Senin (8/5/2107), Jenderal John Nicholson mengatakan, "Operasi bersama ini sukses dan merupakan langkah penting dalam kampanye tanpa henti untuk mengalahkan ISIS pada tahun 2017."

"Selama ini lebih dari dua tahun, ISIS melancarkan serangan yang mengakibatkan kematian, penyiksaan, dan kekerasan terhadap orang Afganistan" ujar Nicholson.

Ia menambahkan, ini adalah kali kedua pimpinan ISIS beserta ratusan militan mereka tewas dalam sembilan bulan terakhir.

Dikabarkan Hasib memimpin penyerangan Rumah Sakit Militer Nasional Kabul pada 8 Maret yang menewaskan lebih dari 100 warga sipil. Ia juga membunuh kepala suku setempat di depan anggota keluarga, serta menculik beberapa perempuan untuk dinikahi dengan anak buahnya. 

Tak hanya itu, Hasib dikabarkan dalang serangan bom bunuh diri pada sebuah demonstrasi di Kabul menewaskan sekitar 80 orang. Insiden itu terjadi pada Juli 2016. 

Tiga bulan kemudian, dua serangan serupa terjadi selama festival keagamaan Asyura yang menewaskan 30 orang. Pada November 2016, bom meledak di masjid di Kabul menewaskan lebih dari 30 orang.

ISIS juga mengklaim serangan bom bunuh diri di Pengadilan Tinggi Kabul pada bulan Februari yang menewaskan 22 orang.

"Saya memuji keterampilan dan keberanian yang luar biasa dari anggota militer Afganistan selaku mitra kami," tutur Nicholson lagi.

"Pertarungan memperkuat tekad kami untuk membersihkan Afganistan dari serangan teroris. Dan membawa perdamaian serta stabilitas ke negara besar ini," lanjut Nicholson. 

"Setiap anggota ISIS yang datang ke Afganistan akan menemui nasib yang sama," tutup Jenderal Nicholson. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya