Liputan6.com, Kabul - Putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden, melalui sebuah video berdurasi 10 menit menyerukan para pengikutnya untuk menyerang warga Yahudi, Amerika Serikat, bahkan Rusia.
Â
"Jika kalian bisa angkat senjata itu lebih bagus, jika tidak kalian masih punya banyak pilihan," ujar Hamzah dalam rekaman video yang diperoleh oleh SITE Intelligence Group dan dirilis CNN, Selasa (16/5/2017).
Advertisement
Mantan agen FBI yang menangani kasus Al Qaeda mengatakan, ada kemungkinan Hamza akan melakukan aksi balas dendam terhadap AS atas kematian ayahnya.
Beberapa pihak menilai profil Hamzah dalam serangkaian video yang dirilis dapat meningkatkan eksistensi dirinya.
"Hamzah mencoba meniru ayahnya, cara berbicara, dan juga mengulang pesan-pesan Osama yang disampaikan di masa lalu," ujar Ali Soufan mantan agen FBI yang pernah meneliti Al-Qaeda.
"Saat ini Hamzah dipersiapkan untuk  menjadi pemimpin senior di Al Qaeda demi memainkan peran dalam kepemimpinan organisasi ini. Bisa jadi ia juga dapat menyatukan gerakan radikal ini secara global," tambah Soufan.
Baca Juga
Pada tahun 2015, pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri memperkenalkan bin Laden junior sebagai salah satu calon "Singa" di Al Qaeda.
Hamzah bin Laden diyakini berusia 20 tahun dan wajahnya tidak asing bagi anggota militan. Sebab, anak laki-laki tersebut sering tampil dalam video propaganda seperti mendiang ayahnya. Ia juga sering membaca sebuah puisi atau melakukan latihan militan dengan anak laki-laki lainnya.
"Hamzah sosok yang kharismatik, ia juga punya kemampuan bicara yang baik untuk anak seusia dia," ungkap Soufan.
Dokumen yang ditemukan setelah serangan AS di tempat tinggal Osama bin Laden di Pakistan tahun 2011 menunjukkan, Osama bin Laden menginginkan kedua anaknya untuk meneruskan kepemimpinannya.
Namun, saat penggerebekan keduanya harus terpisah. Khalid yang merupakan kakak kandung dari Hamzah harus tewas bersama sang ayah.
Melalui kemunculan Hamza, bukan tidak mungkin Al Qaeda mendapat kembali eksistensinya.
"Dia benar-benar menjadi wajah baru di Al Qaeda," ujar analis terorisme Peter Bergen.
Pejabat AS mengatakan, Al Qaeda masih menjadi organisasi yang kuat dan bertahan cukup lama. Penyebaran kelompok radikal ini dikabarkan semakin meluas di Timur Tengah.
Menurut Direktur Pusat Penanggulangan Teroris Nicholas Rasmussen, pertumbuhan Al Qaeda semakin berkembang pesat karena pergolakan dan perang sipil yang berlanjut di sejumlah tempat seperti Suriah, Somalia, Yaman, dan Libya.
Rasmussen juga mengatakan bahwa kelompok tersebut telah menjadi "jaringan afiliasi" yang tersebar di belahan dunia. Menurutnya pula, jaringan Al Qaeda telah berevolusi dan terbukti tangguh meski harus mengalami kemunduran beberapa saat.
Sementara itu, ISIS dipandang menjadi pesaing dalam urusan merekrut sumber daya manusia.Â
Wakil Presiden Irak Ayad Allawi bahkan menerangkan terjadi kontak antara dua wakil kelompok radikal tersebut.
"Ada diskusi dan dialog antara utusan yang mewakili pihak ISISÂ dan Al Qaeda. Salah satu faktor yang bisa mendorong ISIS dan Al Qaeda adalah kesamaan tujuan," ujar Ayad.
"Karena ISIS semakin kecil, mungkin ini bisa menjadi ide bagus untuk bersekutu dengan Al Qaeda, yang kini merupakan organisasi besar. Di Suriah, ini bisa menjadi kombinasi yang sangat mematikan," ujar Peter Bergen.