Obama Kritik Langkah AS Hengkang dari Kesepakatan Iklim Paris

Barack Obama menyesalkan keputusan penggantinya yang berniat keluar dari Kesepakatan Paris. Ia menilai hal tersebut akan merugikan AS.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Jun 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2017, 11:30 WIB
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama (AP)
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama (AP)

Liputan6.com, Washington D.C - Tanpa menyebutkan nama, mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengkritik Presiden AS Donald Trump karena memutuskan untuk menarik diri dari Kesepakatan Paris.

Obama menyesalkan keputusan penggantinya tersebut dengan mengatakan Kesepakatan Paris dimaksudkan untuk melindungi dunia yang akan ditinggali oleh anak-cucu di masa mendatang.

Dikutip dari CNN, Jumat (2/6/2017), pihak Obama merilis pernyataannya terkait keputusan pemerintah AS yang menarik diri dari Kesepakatan Paris. Dalam pernyataannya, mantan presiden itu mengatakan bahwa AS telah mengambil sebuah risiko berupa hilangnya manfaat ekonomi jika keluar dari kesepakatan Paris.

"Satu setengah tahun yang lalu, para pemimpin dunia berkumpul di Paris untuk membahas permasalahan perubahan iklim dunia. Tujuannya untuk menciptakan tempat tinggal yang nyaman untuk anak cucu kita," ujar Obama.

"Pemerintah Amerika Serikat pun sudah mantap dan berprinsip teguh di panggung dunia untuk membuat rencana itu menjadi nyata," ia menambahkan.

Dalam pidatonya, Obama saat itu menyatakan ambisi AS untuk mendorong negara-negara lain untuk mengarahkan kepada pandangan yang sama.

Kesepakatan itu akan menciptakan sebuah inovasi seperti pemanfaatan energi angin dan matahari sehingga terciptanya energi terbarukan.

Obama juga mengatakan hingga saat ini, sektor swasta telah menerapkan sistem ramah lingkungan dengan mengurangi pembuangan karbon. Kesepakatan Paris tentu akan membuka peluang bisnis. Tak hanya itu para ilmuwan dan insinyur tentu akan menciptakan inovasi berteknologi tinggi untuk mengurangi pembuangan karbon dalam skala yang belum pernah tercipta sebelumnya.

"Negara-negara yang tergabung dalam kesepakatan Paris tentu akan menjadi negara-negara yang akan menuai keuntungan dan seharusnya Amerika Serikat harus berada di posisi terdepan," ujar Obama.

Dalam pernyataannya pada Kamis siang, AS secara resmi akan menarik diri dari kesepakatan Paris. Trump mengatakan, negosiasi untuk kesepakatan "adil" yang tak merugikan bisnis dan pekerja AS akan segera dimulai.

Trump menyebut bahwa Kesepakatan Paris bertujuan untuk memincangkan, merugikan, dan memiskinkan AS. Ia mengklaim bahwa kesepakatan itu menelan US$ 3 triliun GDP AS dan menghilangkan 6,5 juta pekerjaan.

"Untuk memenuhi kewajiban saya dalam melindungi Amerika dan warganya, Amerika Serikat akan menarik diri dari kesepakatan iklim Paris," ujar Trump saat mengumumkan hal yang menuai banyak kecaman dari negara di seluruh dunia.

"Saya terpilih untuk merepresentasikan warga Pittsburgh, bukan Paris. Saya berjanji akan keluar atau menegosiasikan kembali perjanjian apa pun yang gagal memenuhi kepentingan Amerika. Banyak kesepakatan perdagangan akan segera dinegosiasikan ulang," kata Trump di Gedung Putih.

Beberapa pakar mengatakan, keluarnya AS dari Kesepakatan Paris akan membebani dunia internasional untuk mencapai tujuan kesepakatan tersebut. Sebab, AS berkontribusi emisi karbon global sebanyak 15 persen. Di satu sisi, AS juga merupakan sumber keuangan dan teknologi yang signifikan bagi negara berkembang untuk menekan kenaikan suhu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya