Liputan6.com, Jakarta - Salah satu lapisan pelindung planet ini adalah medan gaya magnet yang dikenal sebagai magnetosfer. Tanpa lapisan pelindung itu, kehidupan tidak bisa ada di Bumi.
Magnetosfer bersifat melindungi dari partikel-partikel dan cahaya-cahaya berbahaya lainnya. Lapisan itu juga menjadi pembeda utama Bumi dengan planet-planet lain semisal Mars. Planet Mars diketahui menjadi planet mati setelah hilangnya medan magnet di sana.
Medan gaya magnet itu berusia sekitar 3450 juta tahun, tapi tidak selalu stabil. Sepanjang sejarah telah terjadi beberapa pergeseran kutub magnetik yang telah menyebabkan bencana di dunia.
Advertisement
Beberapa dampak negatif pergeseran magnetik itu adalah cuaca yang tidak bersahabat hingga pemadaman listrik dan pemusnahan spesies. Tapi, semua dampak itu bukan sekedar hipotesis karena memang sudah pernah terjadi seperti yang disimpulkan dari fosil-fosil dan lapisan-lapisan purba di Bumi.
Baca Juga
Para peneliti sudah menyadari terjadinya pergeseran kutub-kutub magnetik, bahkan dengan kecepatan pergeseran yang 10 kali lebih cepat dari dugaan sebelumnya.
Padahal, kutub-kutub magnetik Bumi menjadi kompas bagi segala mahkluk yang bernafas. Para peneliti juga mengamati bahwa kawasan-kawasan paling rentan medan magnetik itu berada di atas benua Amerika, Inggris, dan Rusia.
Selain itu, ketika terjadi pergeseran kutub, maka peristiwa itu terjadi 200 hingga 400 tahun lamanya. Masa itu hanya singkat saja bagi rentang usia planet ini, tapi bisa terjadi bahkan pada masa sekarang ini.
Disarikan dari ranker.com pada Senin (26/7/2017), berikut ini adalah tujuh horor yang akan terjadi jika pergeseran kutub-kutub magnet Bumi terjadi:Â
1. Dunia Jungkir Balik
Jika bicara tentang bahaya akibat pergantian kutub magnetik Bumi, maka hal itu bukan terjadi tanpa terasa. Menurut para ilmuwan, pergeseran itu diduga hingga setengah putaran penuh sebesar 180 derajat.
Dengan kata lain, benar-benar keadaan jungkir balik. Kita mengetahui hal itu karena memang pernah terjadi sebelumnya.
Advertisement
2. Pertukaran Kutub Magnetik Bumi dan Jaman Es
Penyebab Zaman Es memang masih harus disimpulkan secara pasti. Sepanjang sejarah, ada setidaknya 5 kali kejadian utama Era Es yang mengarah pada kebinasaan di planet ini.
Yang jelas, pada sekitar 40 ribu tahun lalu, yaitu saat Zaman Es yang paling tercatat dan ditelaah, Kutub Selatan adalah Utara dan sebaliknya.
Kesimpulan itu berdasarkan pada serangkaian bukti dalam penelitian pada terjadinya magnetisasi endapan purba di Laut Hitam.
3. Gunung Berapi Raksasa
Jika mengacu kepada Laschamp Event, yaitu pergeseran kutub terkini yang ditandai dengan mengambangnya lapisan-lapisan es radioaktif pada permukaan rentan di Bumi, ada kaitan antara pergeseran medan magnetik itu dengan bencana dari suatu volkano besar.
Gunung berapi itu adalah yang terbesar dan paling mematikan dalam khazanah pengetahuan ilmiah kita. Letusan gunung itu menyebabkan tumbukan-tumbukan di angkasa sehingga proton-proton berenergi tinggi menyembur ke angkasa dan melelehkan segalanya karena medan magnetiknya telah menjadi lemah.
Advertisement
4. Musnahnya 3/4 Spesies
Pada saat jungkir balik magnetik terkini, sekitar tiga per empat spesies Bumi musnah walaupun manusia (homo sapiens) berhasil selamat bahkan berkembang melewati kondisi ganas masa Pleistosen.
Di antara spesies yang musnah adalah mammoth berbulu, macan bertaring, dan dinosaurus. Pemusnah mereka bukanlah manusia. Menurut LiveScience, penyebab kepunahan adalah benda tak dikenal yang berasal dari angkasa yang lolos menembus titik lemah medan magnetik pada masa itu.
Titik lemah yang rentan itu sendiri disebabkan oleh pergeseran medan magnetik.
5. Kemungkinan Kebinasaan Hewan dan Manusia
Medan magnetik berperan sebagai acuan bagi naluri hewan untuk melakukan migrasi sehingga kehidupan tanpa medan magnet itu tentunya bisa terganggu walau hanya sejenak.
Ada beberapa teori tentang akibat yang mungkin. Yang lebih mengerikan lagi, berdasarkan beberapa penelitian, Bumi ini sebenarnya sudah memasuki masa pergeseran kutub dan ancaman serta pemusnahan massal spesies yang sedang terjadi sekarang bukan karena campur tangan manusia, tapi lebih karena pergeseran magnet-magnet Bumi.
Sejauh ini, kita telah mengamati terancamnya serangga-serangga vital seperti ngengat dan lebah walaupun kita sebenarnya telah lebih dulu kehilangan macan Tasmania, ayam hutan (Tympanuchus cupido cupido), dan lumba-lumba Baiji.
Advertisement
6. Bisa Kehabisan Oksigen
Yong Wei dari Akademi Ilmu Pengetahuan China baru-baru ini mengajukan suatu teori sangat meyakinkan yang menjelaskan tentang terjadinya pemusnahan massal berdasarkan terkurasnya oksigen.
Dalam penelitian menarik itu, ia mengkaitkan jungkir balik geomagnetik dengan hilangnya sekitar 218 miliar ton oksigen. Dengan dampak domino, penipisan oksigen itu diduga telah memusnahkan 97 persen kehidupan di planet ini.
7. Cuaca Ganas Penuh Turbulensi
Mungkin banyak yang belum mengenal magnetosfer, tapi cukup banyak orang pernah mendengar tentang lapisan ozon dan pemanasan global.
Akibat langsung dari melemahnya medan magnet pelindung itu, Kutub Utara bergeser menuju Tanah Hijau sehingga menimbulkan cuaca yang aneh.
Musim panas pada Februari dan hujan es pada bulan Juni menjadi tren. Tapi, penelaahan mendalam keadaan cuaca itu menguak kondisi yang lebih mencengangkan.
Pada waktunya, gelombang pasang, tsunami, dan gempa bumi akan semakin sering dan semakin ganas. Tapi, yang harus diawasi adalah hembusan matahari (solar winds) yang mampu menembus lapisan ozon sehingga sekaligus merusak dua lapisan pelindung Bumi.
Advertisement
8. Peningkatan Kanker dan Penyakit Lain
Melemahnya medan magnet terkait pergeseran kutub yang dikombinasikan dengan kerentanan dan kerusakan lapisan ozon dapat meningkatkan kehadiran kanker.
Jika kita memang sudah berada di tengah pergeseran kutub, maka hal itu dapat menjelaskan angka keberadaan kanker yang kita saksikan sekarang ini dan kegagalan kita untuk sepenuhnya membasmi penyakit itu.
Ketika medan magnet semakin menipis, manusia terpapar pada sinar ungu ultra (ultraviolet, UV) penyebab kanker. Keadaan itu pun diduga akan menyebabkan sejumlah penyakit lain yang belum kita temukan sekarang.
9. Pemadaman Listrik Global
Suatu skenario lain yang diramalkan oleh para penulis dan peneliti adalah keberadaan malam-malam yang gelap. Jika Bumi kehilangan atmosfer, maka planet ini tidak dapat menahan hembusan matahari yang terjadi di angkasa.
Hembusan itu sebenarnya merupakan kejadian lazim pada permukaan planet yang tidak memiliki atmosfer semisal Mars. Tapi, bagi Bumi, kejadian itu membawa dampak amat berbahaya.
Suatu pemadaman listrik (blackout) tingkat global yang disebabkan oleh hembusan matahari bisa mematikan jejaring listrik di seluruh dunia. Jika terjadi, kegelapan itu berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sehingga manusia dilempar kembali ke masa sebelum adanya teknologi.
Advertisement
10. Hilangnya Teknologi Modern
Manusia sekarang ini sudah sangat bergantung kepada telepon pintar, komputer, dan koneksi Wi-Fi. Ternyata, jika magnetosfer menjadi terlalu lemah, maka semua itu tidak bekerja.
Hilangnya teknologi modern bukan sekedar hilangnya nomor telepon yang harus kita hafal lagi, tapi menyebabkan keruntuhan perekonomian tanpa bisa diperbaiki.
Dunia kehilangan perbankan, perpustakaan, mobil, air bersih, daya listrik, sinyal radio, dan yang lainnya.