Adik Mendiang Putri Diana: Saya Dibohongi Istana...

Earl Spencer, adik dari mendiang Putri Diana mengaku dibohongi saat prosesi pemakaman sang kakak.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Jul 2017, 08:42 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2017, 08:42 WIB
Earl Spencer dan Pangeran William saat menghadiri prosesi pemakaman Putri Diana
Earl Spencer dan Pangeran William saat menghadiri prosesi pemakaman Putri Diana (AP)

Liputan6.com, London - Adik laki-laki Putri Diana, Earl Spencer, mengatakan bahwa ia dibohongi oleh pihak istana yang mengatakan Pangeran William dan Pangeran Harry ingin berjalan di belakang peti mati ibu mereka. Pengakuannya ini mencuat jelang peringatan 20 tahun kematian sang kakak pada 31 Agustus.

Pria berusia 53 tahun tersebut menuturkan adalah "hal aneh dan kejam" untuk "memaksa" para pangeran berjalan di belakang peti mati Putri Diana. Earl juga menyebut proses pemakaman Diana adalah "setengah jam yang paling mengerikan dalam hidupnya".

Seperti dikutip dari BBC pada Kamis (27/7/2017) kepada Radio 4's Earl mengatakan, "Saya dibohongi dan diberitahu bahwa mereka (William dan Harry) ingin melakukannya, tentu saja mereka tak mau".

"Itu merupakan bagian terburuk dari hari itu...berjalan di belakang jasad kakak perempuan saya dengan dua anak laki-laki yang jelas-jelas sedang sangat berduka atas kehilangan ibu mereka. Semacam keadaan aneh di mana kami diberitahu bahwa 'Anda harus melihat lurus ke depan'," ujar Earl.

Earl yang memiliki nama lengkap Charles Edward Maurice Spence menjelaskan lebih lanjut, "Perasaan itu...pasang surut ombak yang menimpa Anda saat berada pada emosi yang dalam, benar-benar mengerikan dan saya masih merasakan mimpi buruk itu sekarang".

Disebutkannya pula, saat jelang prosesi pemakaman Diana, dia bersikeras berpendapat bahwa William dan Harry tidak harus berjalan di belakang peti mati ibu mereka dan sang kakak juga tidak menginginkan hal itu.

"Lalu saya dibohongi dan disampaikan bahwa mereka ingin melakukannya, padahal tentu saja tidak, tapi saya tertipu," ungkap Earl.

Belakangan, Pangeran Harry yang berusia 12 tahun ketika Diana meninggal, berkata blakblakan, "seharusnya tidak ada anak yang diminta berjalan di belakang peti mati ibunya".

Pidato perpisahan yang ditujukan kepada kakaknya ditulis Earl di ruang kerja Diana. Earl yakin, Diana bangga dengan pidatonya.

Dalam pidatonya, Earl turut menyinggung gangguan makan yang dialami Diana. Demikian pula dengan dampak serangan paparazi terhadap kehidupan Princess of Wales itu.

Janjinya di pemakaman Diana bahwa William dan Harry akan dilindungi oleh "darah keluarga" dipandang sebagai serangan terhadap keluarga kerajaan.

Putri Diana dimakamkan di tanah Althorp, rumah semasa kecilnya di Northamptonshire. Menurut Earl, rasanya "natural" menguburkan Diana di rumah keluarga sebagaimana ia ingin "menjaga sang kakak tetap aman".

 Simak video menarik berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya