Donald Trump: Kedua Kubu di Demo Virginia Patut Dipersalahkan

Presiden Trump menyatakan bahwa kedua kubu pada demonstrasi berdarah di Charlottesville Sabtu lalu patut untuk dipersalahkan.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 16 Agu 2017, 10:02 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2017, 10:02 WIB
Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump
Donald Trump saat mengumumkan hengkangnya AS dari Kesepakatan Paris di Gedung Putih (1/6/2017) (AP Photo/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menyampaikan pernyataan yang kontroversial.

Secara tersirat, ia menyatakan bahwa kedua belah pihak yang berkonflik dalam demonstrasi berdarah di Charlottesville, Virginia akhir pekan lalu, patut untuk dipersalahkan.

"Selalu ada dua sisi dalam setiap peristiwa," kata Presiden Trump dalam sebuah konferensi pers Selasa malam waktu setempat, seperti yang dikutip dari Independent, Rabu (16/8/2017).

"Ada satu kelompok yang berperilaku tidak terpuji dan kelompok lain yang melakukan kekerasan," tambah sang presiden menilik demonstrasi lalu dalam konferensi pers kemarin.

Komentar teranyar Trump itu berbanding terbalik dengan apa yang telah ia sampaikan dalam pidato di Gedung Putih Senin lalu. Kala itu, ia --secara tidak langsung-- mengecam kelompok supremasi kulit putih sebagai biang keladi demonstrasi nahas Sabtu 12 Agustus lalu.

Demonstrasi di Charlottesville Sabtu pekan lalu melibatkan dua kelompok yang berbeda haluan yakni, kubu supremasi kulit putih (neo-Nazi, KKK, Alt-Right, ekstremis kanan, ultranasionalis, fasis, rasialis, dan  lainnya yang terinspirasi ideologi serupa) dan kubu anti-supremasi kulit putih.

Awalnya, kubu supremasi kulit putih menggelar demonstrasi demi menolak keputusan dewan kota yang hendak menurunkan patung Jenderal Robert E Lee, komandan tentara Konfederasi pada Perang Saudara AS (1861 - 1865).

Merespons hal itu, kubu lain menggelar demonstrasi tandingan. Mereka menilai bahwa aksi yang dilakukan kelompok lawan seakan membangkitkan kembali memori kelam Perang Sipil, isu rasialisme, dan fasisme.

Kedua kubu berhadapan di Charlottesville. Baku hantam pun pecah. Aparat yang memisahkan terpaksa beradu jotos dengan beberapa peserta. Korban jiwa jatuh saat mobil yang dikemudikan oleh individu terinspirasi kelompok supremasi ditabrakkan ke demonstran anti-fasis.

Dalam konferensi pers kemarin, Presiden ke-45 AS juga menilai bahwa seluruh peserta demonstrasi kala itu --sebelum terjadinya baku hantam dan penabrakan maut-- adalah orang-orang yang tidak bersalah serta tidak melanggar hukum.

Ia juga menyebut bahwa tidak semua peserta yang menolak penurunan patung Jenderal Robert E Lee adalah anggota kelompok supremasi kulit putih atau neo-Nazi.

Meski begitu, ia tetap mengecam kelompok supremasi kulit putih. Namun Trump menambahkan bahwa 'ada individu dari kedua kubu yang bersikap jahat' kepada sesama demonstran.

"(Menilik peristiwa di Charlottesville) ada kubu yang mendadak menyerang kelompok lain yang ingin mempertahankan patung itu. Apakah itu menjadikan mereka (kelompok yang ingin mempertahankan patung) kubu yang patut dipersalahkan?", jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Trump turut menyatakan kekecewaannya kepada media, yang ia anggap menyajikan pemberitaan terkait Charlottesville secara tidak berimbang dan tidak 'melihat kedua kubu demonstran' secara adil.

Suami Melania Trump itu juga menyalahkan media yang ia anggap 'mengubah sejarah dan budaya' karena menyebut seluruh peserta demonstran yang ingin mempertahankan patung Robert E Lee sebagai neo-Nazi, kulit putih rasialis, atau kubu yang 'jahat'.

"Kalian semua adalah media palsu. Kalian akan mengetahui hal itu (melihat kedua sisi kubu) jika kalian reporter yang jujur. Namun nyatanya tidak," kata Trump mengungkapkan kekecewaannya.

 

Saksikan juga video berikut ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya