Penasihat Trump: Penabrakan di Demo Virginia Adalah Aksi Teroris

Penasihat Keamanan Nasional Kepresidenan AS menyebut serangan itu telah membuat orang takut dan itu merupakan tindakan terorisme.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 14 Agu 2017, 09:36 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2017, 09:36 WIB
Penasihat Keamanan Nasional Kepresidenan Amerika Serikat, HR McMaster (AP)
Penasihat Keamanan Nasional Kepresidenan Amerika Serikat, HR McMaster (AP)

Liputan6.com, Virginia - Penasihat Keamanan Nasional Kepresidenan Amerika Serikat, HR McMaster, menyebut peristiwa penabrakan demonstran di Charlottesville, Virginia, pada Sabtu lalu sebagai aksi terorisme dalam negeri (domestic terrorism). McMaster juga menyebut insiden itu pasti diusut dalam koridor kasus pelanggaran hak sipil.

"Aksi serangan yang tujuannya untuk membuat takut orang-orang, itu adalah tindakan terorisme. Penabrakan pada Sabtu lalu sesuai dengan definisi terorisme," kata McMaster, seperti yang dikutip dari Sky News, Senin (14/8/2017).

Wali Kota Charlottesville, Mike Signer, juga menyebut peristiwa penabrakan yang menewaskan satu orang dan melukai 19 lainnya itu sebagai serangan terorisme.

Saat ini, Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI), Divisi Hak-Hak Sipil Kementerian Kehakiman, dan Kejaksaan Agung AS memimpin penyelidikan atas kasus penabrakan maut tersebut.

Sementara itu, pelaku penabrakan, James Alex Fields, Jr, pemuda 20 tahun dari Ohio, didakwa atas sejumlah pasal, antara lain pembunuhan dan penganiayaan.

"Pelaku telah didakwa dengan pasal pembunuhan dan penganiayaan," jelas Martin Kumer, otoritas penegak hukum di Charlottesville.

Keputusan FBI untuk menginvestigasi aksi itu dalam koridor kasus hak sipil, mengisyaratkan bahwa pelaku juga terancam pasal pelanggaran HAM sesuai hukum yang berlaku di AS.

Fields ditangkap, ditahan, dan didakwa setelah menabrakkan sedan Dodge Challenger abu-abu yang dikendarainya dengan kecepatan tinggi ke kerumunan demonstran. Alhasil, aksi maut itu menewaskan Heather Heyer (32) dan melukai 19 demonstran lain.

Demonstrasi Berdarah di Charlottesville

Ketegangan sarat kekerasan tengah meningkat di Kota Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat, sejak Sabtu, 12 Agustus 2017. Hal itu dipicu bentrokan antara dua kubu demonstran, yakni kelompok supremasi kulit putih dan kelompok oposisinya.

Menurut saksi mata, mobil Dodge Challenger yang dikemudikan pelaku melaju kencang ke kerumunan demonstran kubu oposisi. Melihat sebuah sedan berkecepatan tinggi mengarah ke mereka, kerumunan mendadak panik dan melarikan diri.

Mereka yang tidak berhasil menepi, tertabrak oleh sedan tersebut. Sejumlah foto menunjukkan beberapa orang terempas dan terlempar ke udara akibat kencangnya laju mobil.

Mobil kemudian berhenti setelah menabrak kendaraan roda empat lain yang terparkir di tepi jalan tak jauh dari lokasi kejadian. Pelaku hendak melarikan diri, tapi berhasil diamankan oleh aparat.

Diduga, Fields merupakan anggota atau terinspirasi dari kelompok supremasi kulit putih.

Aksi protes di Charlottesville juga berujung baku hantam antara kedua kelompok demonstran. Aparat penegak hukum yang menangani aksi turut terlibat perkelahian dengan beberapa peserta. Sekitar 15 orang mengalami luka cukup serius akibat bentrokan.

Kelompok supremasi kulit putih berdemonstrasi demi menentang keputusan kota untuk menurunkan patung Robert E Lee di Charlottesville. Lee merupakan komandan militer Konfederasi Amerika (CSA) pada masa Perang Sipil AS (1861-1865).

Aksi demo yang menentang penurunan patung Robert E Lee itu bertajuk "Unite the Right". Demonstrasi itu menarik kelompok supremasi kulit putih, Ku Klux Klan, neo-Nazi, alt-Right dan individu berhaluan politik ekstrem kanan untuk ikut bergabung.

Sementara itu, kelompok demonstran oposisi berusaha menentang aksi protes yang dilakukan oleh kubu supremasi kulit putih. Kubu oposisi menganggap bahwa aksi yang dilakukan kelompok supremasi seakan membangkitkan kembali memori Perang Sipil dan isu rasialisme.

Kubu demonstran oposisi terdiri dari komunitas Afrika-Amerika, anti-fasis, kelompok agama, dan sejumlah individu berhaluan politik liberal.

 

Saksikan juga video berikut ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya