Liputan6.com, Jakarta - "Loncat, hadap depan, dan berputar. Loncat, hadap depan, berputar. Ulangi lagi," perintah seorang pria beretnis China bertubuh tinggi semampai kepada belasan perempuan dan satu orang laki-laki.
Mereka yang diperintahkan pun lantas segera meloncat, menghadap depan, dan berputar sesuai dengan instruksi.
Advertisement
Baca Juga
Setelah melaksanakan beberapa set gerakan tersebut, bulir-bulir keringat nampak mengalir dari kening salah satu peserta. Dengan napas megap-megap sembari tersenyum semringah, para peserta kemudian kembali mengulangi set gerakan itu.
Serta sejumlah set gerakan lain untuk berulangkali.
Begitulah sekilas aktivitas sebuah kelas balet master class di Tebet Education Center Jakarta pada Selasa (19/9/2017). Sang pria semampai, Li Cunxin namanya, menjadi instruktor utama pada sesi yang berlangsung pada pagi hari selama dua jam tersebut.
"Biarkan tubuh kalian mengalir dengan indah mengikuti konsep gerakan. Jangan menahan diri. Aku tidak meminta kalian semua untuk loncat lebih tinggi, tapi usahakan kalian meloncat dengan indah," jelas pria berkewarganegaraan Australia kelahiran Provinsi Shandong, Tiongkok itu.
Selama dua jam lebih beberapa menit, Li mengajarkan sekaligus menginstruksikan para peserta dengan sejumlah gerakan balet dasar, seperti di antaranya arabesque, pirouette, attitude, brise, dedans, entrechat, fouette, dan grand jete.
Para peserta yang kebanyakan berusia belia hingga dewasa muda dengan antusias mengikuti segala petunjuk dan arahan dari sang premier danseur noble yang telah mengenyam pendidikan serta pelatihan balet selama beberapa dekade di China dan Amerika Serikat.
Li pun berpandangan bahwa para peserta yang ia latih hari itu nampak bersemangat serta memiliki potensi terpendam yang masih dapat dikembangkan semaksimal mungkin.
"Jelas ada masa depan yang cerah bagi mereka (peserta pelatihan) serta para ballerina dan ballerino di Indonesia. Anak-anak (yang menjadi peserta) juga nampak mencintai apa yang mereka lakukan," ujar pria yang pernah ditempa di Madame Mao's Ballet Academy Beijing dan Houston Ballet AS selama belasan tahun itu.
"Apa yang ku latih ke mereka adalah detail mengenai teknik, bukan soal seberapa banyak gerakan memutar yang dapat mereka lakukan. Akan tetapi lebih kepada kualitas setiap gerakan tersebut," tambah pria yang kini menjabat sebagai Direktur Artistik dan Koreografi untuk Queensland Ballet Australia tersebut.
Memicu Antusiasme Penari Muda Jakarta
Seusai latihan, beberapa peserta yang diwawancarai oleh Liputan6.com (19/9/2017) mengaku sangat senang menerima pelatihan dari pria yang pernah tampil di kontes dan perhelatan balet akbar di beberapa kota besar dunia, seperti Beijing, London, Houston, dan New York.
"Enak banget, Li enggak kasih kita gerakan yang rumit, tapi berfokus ke bagaimana kita memperbaiki ritme menari kita. Dia mengoreksi gerakan dasar kita supaya lebih ideal," jelas Adella ballerina semi-pro yang mengikuti kelas Li.
"Aku juga antusias ikut kelas ini, setelah baca dan nonton film biografi tentang Li itu (Mao's Last Dancer)," tambahnya.
Sementara itu, satu-satunya laki-laki yang turut menjadi peserta, mengaku terhormat dilatih untuk beberapa jam oleh sang premier danseur noble.
"Seru sih, sangat terhormat bisa diajarkan oleh Li, mengingat dia dari Queensland Ballet Australia. Kisahnya dia yang diangkat jadi film juga buat saya semakin antusias," ujar Michael.
"Jadi motivasi juga sih mengingat sosok Li yang seorang ballerino. Apalagi di Indonesia jarang banget ada pebalet cowo. Jadi makin semangat juga," tambahnya.
Li Cunxin diundang oleh Kedutaan Besar Australia di Indonesia untuk mengajarkan master class balet untuk ballerina dan ballerino muda di Jakarta. Kegiatan itu menjadi bagian dari mata pra-acara 2nd Indonesia Ballet Gala, perhelatan seni performatif tahunan yang digagas oleh Kedubes Australia di Tanah Air.
Acara 2nd Indonesia Ballet Gala sendiri akan diselenggarakan pada 23 September 2017 di Teater Jakarta.
Saksikan video wawancara khusus Liputan6.com dengan Li Cunxin berikut:
Advertisement