Kopi dan Kerupuk Indonesia Jadi Primadona Pameran di China

Sejumlah produk dari Indonesia terdiri dari kerupuk dan makanan ringan dengan merek Papatonk menjadi andalan di pameran makanan di China.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Sep 2017, 07:48 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2017, 07:48 WIB
Pameran makanan Food Hospitality World ke-6 (FHW) di Canton Fair Complex, Guangzhou, Tiongkok. (Dokumentasi KJRI Guangzhou)
Pameran makanan Food Hospitality World ke-6 (FHW) di Canton Fair Complex, Guangzhou, Tiongkok. (Dokumentasi KJRI Guangzhou)

Liputan6.com, Guangzhou - Produk kopi dan makanan ringan dari Indonesia berpartisipasi pada pameran makanan bertajuk Food Hospitality World ke-6 (FHW) di Canton Fair Complex, Guangzhou, Tiongkok. Acara itu digelar pada 8-10 September 2017.

Seperti dikutip dari Kemlu.go.id, Rabu (13/9/2017), produk dari Indonesia menjadi primadona di ajang tersebut. Di antaranya kerupuk dan makanan ringan dengan merek Papatonk, kopi dengan merek Gloden Face dan ArtCofie.

Partisipasi ketiga produk dari tiga perusahaan tersebut difasilitasi Konsulat Jenderal RI di Guangzhou.

Pada hari pertama pameran, Duta Besar RI di Beijing, Soegeng Rahardjo dan Konsul Jenderal RI di Guangzhou, Ratu Silvy Gayatri, berkunjung ke paviliun Indonesia dan beramah tamah dengan para peserta dan pengunjung di sana.

Dalam kesempatan itu, Konjen RI menyampaikan bahwa pameran ini merupakan salah satu pameran yang tepat untuk menjadi ajang promosi produk makanan dan minuman Indonesia. Apalagi pameran difokuskan untuk memamerkan produk makanan dan minuman impor dari luar negeri.

"Ini saatnya untuk menangkap kesempatan terhadap permintaan produk impor makanan dan minuman dari Tiongkok, yang meningkat seiring dengan tumbuhnya daya beli warga China. Kita juga tahu, dengan budaya makan yang tinggi, penduduk Tiongkok juga gemar mencoba-coba makanan dengan cita rasa baru," papar Ratu Silvy.

Produk kopi Indonesia yang dipamerkan adalah jenis Arabika dan kopi Luwak. Pada booth juga ditampilkan cara penyajian kopi mulai dari roasting hingga penyaringan dan siap minum.

Permintaan Kopi RI Meningkat

KJRI Guangzhou mencatat bahwa terjadi tren peningkatan permintaan kopi dari Indonesia di Tiongkok. Pada semester pertama tahun 2017 (Januari-Juni), impor kopi dari Tanah Air untuk jenis arabika green bean merupakan yang terbesar.

Pada 2016, impor dari Vietnam merupakan yang terbesar. Saat ini, impor dari Indonesia masih yang terbesar disusul Vietnam dan Brasil.

Pada semester pertama 2017, impor jenis kopi tersebut dari Indonesia mencapai US$ 20 juta, Vietnam US$ 11,1 juta dan Brasil US$ 7,8 juta. Pada periode yang sama tahun lalu, impor dari Vietnam mencapai US$ 35,3 juta, Indonesia US$ 5,3 juta, dan Brasil US$ 4,2 juta.

Sementara itu, untuk produk kerupuk dan makanan ringan Papatonk merupakan salah satu market leader di Tiongkok. Pada saat pameran, penjual produk ini juga sangat sibuk melayani pembelian ritel atau eceran.

PT United Harvest China yang memproduksi Papatonk merupakan salah satu penerima Primaduta Award 2016 dari Presiden RI.

Pameran FHW yang berlangsung selama tiga hari diikuti oleh 24 negara. Selain Indonesia, juga turut berpartisipasi, Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Polandia, Turki, Brasil, dan Uganda. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya