Liputan6.com, Stockholm - Penghargaan Nobel Fisika 2017 diberikan kepada tiga ilmuwan AS. Ketiga ilmuwan itu berhasil mendeteksi adanya gelombang gravitasi. Mereka adalah Rainer Weiss, Kip Thorne, dan Barry Barish, peneliti dari observatorium Ligo-Virgo.
Gelombang gravitasi pertama kali diprediksi oleh fisikawan terkemuka, Albert Einstein. Hal tersebut merupakan konsekuensi dasar dari Teori Relativitas Umum.
Dikutip dari BBC, Rabu (4/10/2017), gelombang gravitasi menggambarkan peregangan dan pemampatan ruang-waktu yang terjadi saat benda masif berakselerasi.
Advertisement
Baca Juga
Lengkungan ruang akibat penggabungan dua lubang hitam pertama kali dideteksi oleh laboratorium Ligo Amerika Serikat pada 2015. Hal itu menjadi puncak pencarian selama beberapa dekade, termasuk pengembangan teknologi untuk mendeteksinya.
Tiga contoh gelombang pun kembali terdeteksi sejak saat itu.
"Observasi pertama tentang gelombang gravitasi merupakan tonggak sejarah -- sebuah jendela untuk melihat alam semesta," ujar Olga Botner dari Royal Swedish Academy of Sciences.
Laboratoium Ligo AS dan Virgo Eropa dibangun untuk mendeteksi sinyal sangat halus yang dihasilkan gelombang gravitasi. Meskipun dihasilkan oleh peristiwa besar, seperti penggabungan dua lubang hitam, Einstein memperkirakan bahwa efek itu terlalu kecil untuk dapat terdeteksi teknologi.
Namun ketiga penerima Penghargaan Nobel itu berhasil memimpin pengembangan sistem berbasis laser yang bisa mencapai kepekaan yang dibutuhkan untuk mendeteksi gelombang tersebut.
Hasil pengembangan itu adalah Ligo, sepasang fasilitas yang terpisah secara luas di Amerika Utara -- satu berada di Washington State dan lainnya berada di Livingston, Louisiana. Sementara itu satu observasi lain berada di Pisa, Italia.
Â
Hasil Kerja 1.000 Orang
Melalui sambungan telepon saat menerima Penghargaan Nobel, Rainer Weiss, mengatakan bahwa penemuan tersebut adalah hasil kerja sekitar 1.000 orang.
"Ini adalah upaya khusus yang telah berlangsung selama 40 tahun, orang memikirkan hal ini, mencoba mendeteksi dan terkadang gagal pada hari-hari awal, namun perlahan mereka memperoleh teknologi untuk melakukannya, sangat-sangat membahagiakan bahwa akhirnya bisa berhasil," ujar Weiss.
Meski demikian, kontribusi ketiga pemenang Nobel dianggap sebagai hal fundamental.
Weiss menetapkan strategi yang diperlukan untuk mendeteksi, Thorne melakukan banyak pekerjaan teoritis yang mendukung pencarian tersebut, sementara Barish berhasil mereformasi Ligo dan memiliki teknologi yang akhirnya terbukti sangat penting dalam kesuksesan misi tersebut.
Ini merupakan Penghargaan Nobel kedua yang melibatkan gelombang gravitasi. Pada 1993 ilmuwan Amerika, Russell Alan Hulse dan Joseph Hooton Taylor, mendapatkan penghargaan itu atas karyanya yang memberikan bukti tak langsung atas pelengkungan ruang.
Advertisement