Kemlu: Militan Asal Indonesia Diduga Tewas di Marawi

Kemlu RI menerima laporan yang mengindikasikan adanya militan asal Indonesia yang tewas dalam pertempuran di Marawi, Filipina.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 18 Okt 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2017, 20:00 WIB
Setelah Lima Bulan Pertempuran, Duterte Umumkan Pembebasan Marawi dari Militan
Dua tentara Filipina berdiri diatas tank usai menguasai kota Marawi dari tentara militan, Filipina (17/10). Duterte mendeklarasikan Kota Marawi telah terbebas dari kelompok militan Maute yang berafiliasi dengan ISIS. (AP Photo/Bullit Marquez)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Selasa 17 Oktober 2017, mendeklarasikan bahwa pertempuran Marawi telah usai. Pengumuman itu muncul setelah konflik bersenjata di kota berpopulasi 200.000 jiwa tersebut telah berlangsung selama lima bulan.

Namun, ditengah kabar menggembirakan tersebut, Kementerian Luar Negeri RI mengindikasikan adanya warga Indonesia yang tewas bertempur untuk kelompok teroris di Marawi.

"Informasi yang kita terima, diindikasikan ada beberapa warga negara asing yang tewas dalam pertempuran di sana, termasuk dari Indonesia," jelas Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Rabu (18/10/2017).

"Namun informasi itu juga belum pasti. Angka, nama, dan konfirmasi kewarganegaraan mereka yang tewas belum dapat dipastikan secara detail. Jadi hanya sebatas indikasi," tambahnya.

Arrmanatha melanjutkan, data mengenai identitas para WNI yang menjadi militan asing (foreign terrorist fighter) di luar negeri dipegang oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Namun, data BNPT pun tidak detail menjelaskan mengenai keberadaan FTF Indonesia di tiap-tiap negara.

Terlepas dari itu semua, Kemlu RI menyambut positif berakhrinya pertempuran di Marawi. Jakarta pun terus mengusahakan untuk menjalin komunikasi intensif dengan Manila, khususnya tentang sejumlah kabar yang menyangkut kepentingan Indonesia.

"Kita menyambut positif apa yang terjadi di Marawi. Saat ini pemerintah telah banyak berkomunikasi dengan pemerintah Filipina terkait tindak lanjut itu semua," jelas pria yang akrab disapa Tata itu.

"Tentunya, kita tengah mengupayakan untuk mencegah terjadinya terorisme regional. Sudah ada mekanisme pencegahan lewat kerja sama Trilateral (Indonesia - Filipina - Malaysia). Duterte sudah banyak melakukan proses. Ke depannya, kita harus lebih banyak kerja sama lagi dalam bidang pencegahan dan deradikalisasi."

Presiden Duterte Umumkan Pembebasan Marawi

Kota Marawi di Filipina telah dibebaskan dari kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS setelah pertempuran kurang lebih selama lima bulan. Hal tersebut dideklarasikan langsung oleh Presiden Rodrigo Duterte.

"Dengan ini saya menyatakan pembebasan Marawi," ujar Duterte seperti dilansir CNN pada Selasa 17 Oktober 2017.

Sementara itu, Panglima Militer Filipina Eduardo Ano menyatakan, lebih dari 800 gerilyawan dan 162 pasukan keamanan pemerintah tewas dalam pertempuran 150 hari yang berlangsung di Marawi.

Ia menambahkan, selama pertempuran sekitar 1.700 sandera berhasil diselamatkan. Terakhir, 20 orang diselamatkan pada Senin waktu setempat.

Berbeda dengan pernyataan Duterte, Juru Bicara militer Filipina Restituto Padilla mengatakan masih terdapat sekitar 20 hingga 30 anggota kelompok militan yang tersisa di Marawi. Dari jumlah tersebut, enam hingga delapan di antaranya adalah warga asing.

"Mereka memiliki sekitar 20 sandera, termasuk wanita dan anak-anak," demikian pernyataan Padilla seperti dilansir Associated Press.

"Ketika kita bicara saat ini, pasukan kami masih berada di arena pertempuran untuk terus mengejar kelompok bersenjata dan berusaha menyelamatkan sandera yang tersisa," imbuhnya.

Marawi yang terletak di Mindanao, Filipina selatan, mayoritas penduduknya muslim. Kendali wilayah ini direbut kelompok Maute sejak akhir Mei lalu. Konflik bersenjata memaksa lebih dari 350 ribu warga melarikan diri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya