Kemhan Filipina: 2 Gembong Teroris ISIS Tumpas di Marawi

Kemhan Filipina menyebut, Isnilon Hapilon dan Omar Maute, dua gembong teroris di Marawi, telah tewas dalam pertempuran.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 16 Okt 2017, 12:09 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2017, 12:09 WIB
Isnilon Hapilon (tengah) (AP)
Isnilon Hapilon (tengah) (AP)

Liputan6.com, Manila - Kementerian Pertahanan Filipina mengonfirmasi, dua bos kelompok teroris di Marawi telah tewas. Kabar itu disampaikan oleh Kemhan Filipina pada Senin 16 Oktober waktu setempat.

"Ya. Tapi tunggu pernyataan pers resmi dari kami," Lorenzana mengonfirmasi kabar tersebut kepada media Filipina, Inquirer.net, Senin (16/10/2017).

Sebelumnya, sempat beredar informasi mengenai tewasnya Isnilon Hapilon dan Omar Maute. Keduanya merupakan figur penting dalam pertempuran Marawi yang pecah sejak 23 Mei lalu.

Kolonel Edgard Arevalo, kepala informasi publik Armed Forces of the Philippines (AFP) turut mendengar kabar itu setelah menerima laporan dari personel di lapangan.

Meski begitu, Arevalo menyatakan pihaknya masih menunggu konfirmasi resmi. Demikian seperti dikutip dari media Filipina GMA News Online.

Kepala Direktur Philippine National Police (PNP) Jenderal Ronald dela Rosa juga menerima informasi serupa.

"Saya menerima laporan itu. Tapi, saya tidak berwenang untuk mengumumkannya ke publik," jelas dela Rosa.

Menurut kabar yang beredar, kedua bos teroris itu tewas dalam pertempuran di Marawi. Meski begitu, Manila belum memberikan informasi detail mengenai info tersebut.

Isnilon Hapilon --eks-pemimpin Abu Sayyaf-- telah mengikrarkan diri sebagai emir atau khalifah di Filipina. Sementara Omar Maute merupakan salah satu pemimpin bos kelompok pemberontak Maute di Marawi.

Isnilon Hapilon (kiri) dan Omar Maute (kanan) (AP)

Omar merupakan salah satu anggota dari Maute Bersaudara. Beberapa anggota Maute lain, seperti Abdullah, Madi, dan Otto, dilaporkan oleh AFP telah tewas dalam pertempuran beberapa bulan lalu.

Mereka semua diketahui telah mengikrarkan kesetiaan kepada ISIS dan bertekad untuk mendirikan kekhalifahan di Filipina selatan.

Kabar tewasnya dua figur utama teroris dalam pertempuran Marawi itu datang setelah AFP menentukan tenggat untuk mengakhiri operasi militer pada 15 Oktober.

Sementara itu, seperti dikutip dari Inquirer, Hapilon sempat diduga tewas dalam pertempuran pada Juni 2017 lalu. Namun ternyata ia tetap hidup, meski menderita sejumlah luka.

Situasi Terkini di Marawi

Struktur sejumlah bangunan masih berdiri kokoh. Namun, tak jarang sebagian yang lain ambruk nyaris rata dengan tanah.

Pada bangunan yang masih berdiri, terlihat dindingnya berhias lubang peluru. Sementara, atapnya berlubang, bekas dihantam selongsong mortar serdadu.

Begitulah kondisi Kota Marawi, Lanao del Sur sekarang. Memasuki bulan ke-5, pertempuran antara militer Filipina (AFP) dan kelompok pemberontak Maute yang didukung oleh militan pro-ISIS, masih berlangsung sporadis.

Pihak AFP memperkirakan, hari-hari pertempuran di Marawi tetap akan bergulir, hingga setidaknya bulan depan.

"Diperkirakan Oktober 2017 selesai," jelas Kepala Staf AFP, Jenderal Eduardo M Ano, seperti dikutip dari Business Mirror.

Sementara, Presiden Filipina Rodrigo Duterte terus memberlakukan status darurat militer di kota tepi Danau Mindanao itu hingga 31 Desember 2017.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya