Liputan6.com, Adelaide - Untuk pertama kalinya, sebuah teknik baru untuk merangsang mimpi yang jelas (lucid dreaming) telah diverifikasi secara independen. Teknik itu mungkin bisa lebih tepat guna jika dikombinasikan dengan teknik-teknik lain.
Lebih dari setengah peserta penelitian bermimpi jelas dalam percobaan. Kesuksesan itu merupakan rekor karena pencapaian terjadi hanya satu minggu tanpa menggunakan intervensi eksternal.
Lucid dreaming adalah sebuah istilah yang diberikan pada suatu keadaan ketika si pemimpi sadar ia sedang bermimpi dan memiliki sedikit kendali tentang jalannya bunga tidurnya.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari IFLScience pada Selasa (24/10/2017), mimpi seperti itu dulunya hanya dianggap mitos, tapi ilmu pengetahuan telah membenarkan bahwa mimpi yang jelas memang ada dan telah dikembangkan beberapa metode untuk menambah kemampuan seseorang meraihnya.
Memang, sebagian metode itu memerlukan perangkat canggih dan sebagian lainnya masih belum bisa diandalkan. Hal ini disayangkan karena manusia menikmati mimpi-mimpinya.
Lagipula, mimpi-mimpi itu bisa menjadi alat bantu potensial untuk menyembuhkan trauma dan mengendalikan perilaku tidak sehat.
Dr. Denholm Aspy dari University of Adelaide di Australia ingin tahu apakah kombinasi beberapa teknik bisa meningkatkan kesuksesan.
Aspy mengajarkan 169 peserta tentang teknik yang dikembangkan untuk merangsang lucid dreaming. Salah satunya adalah reality testing yang membuat orang terbiasa memeriksa secara teratur untuk memastikan ia benar-benar terbangun.
Sementara itu, cara mnemonic induction of lucid dreams (MILD) mewajibkan para peserta memasang alarm untuk membangunkan mereka setelah tidur selama 5 jam dan mengatakan, "Ketika nanti saya bermimpi, saya akan mengingat bahwa saya bermimpi", lalu kembali tidur.
Para praktisi MILD juga membayangkan apa jadinya ketika berada dalam mimpi yang jelas tersebut.
Melalui jurnal Dreaming, Aspy melaporkan bahwa reality testing itu saja tidak membawa manfaat, tapi pada mereka yang mencoba kombinasi reality testing dan MILD, sekitar 53 persen peserta memiliki mimpi yang jelas selama masa eksperimen. Sekitar 17 persen peserta bahkan berhasil meraihnya setiap malam.
Kepada IFLScience ia menjelaskan bahwa hasil ini telah melebihi percobaan manapun sebelumnya yang dilakukan tanpa intervensi semisal masker penyinar mata untuk mendeteksi tidur REM.
Karena ketiadaan manfaat yang hanya dari reality testing, Aspy menduga bahwa mimpi yang jelas itu mungkin seluruhnya diakibatkan oleh MILD.
Menurut pengamatannya, ia melihat bahwa angka kesuksesannya melebihi penelitian-penelitian sebelumnya tentang MILD, bahkan penelitian yang dilakukan oleh sang penemu metode MILD tersebut.
Memperpanjang Mimpi
Sekitar 55 persen orang memiliki mimpi yang jelas pada suatu titik dalam kehidupan mereka, tapi hal ini jarang dialami oleh kebanyakan orang.
Aspy sendiri menjadi tertarik pada lucid dreaming setelah mengalaminya saat masih anak-anak. Ia kemudian mengubah jalur PhD dari penelitian tentang komunikasi non-verbal setelah mengalami mimpi yang jelas semalam sebelum memulai program doktor.
Kebanyakan orang yang mengalami lucid dreaming akan cepat terbangun, tapi Aspy menjelaskan kepada IFLScience bahwa, melalui pengalaman, orang bisa memperpanjang mimpi demikian hingga satu jam lamanya.
Kepada IFLScience ia mengaku memilih masa percobaan selama 1 minggu karena berharap menghasilkan dampak yang cukup cepat agar cocok dengan penelitian di masa depan tentang penerapan mimpi untuk penyembuhan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement