Liputan6.com, Pennsylvania - Menurut ilmuwan, seperti halnya hidup, kematian juga merupakan sebuah proses. Mereka mengatakan, beberapa orang dapat merasakan jika ajal mereka telah mendekat.
Jika seseorang telah menderita sakit dalam jangka lama, merupakan hal yang umum bagi orang tersebut untuk menarik diri dari kehidupan sosial beberapa bulan sebelum kematian menjemput.
"Seringkali, orang-orang yang mendekati kematiannya sangat berfokus ke keluarga dan hal-hal yang menurut mereka penting untuk lakukan sebelum mereka meninggal," ujar direktur perawatan paliatif di Univeristy of Pennsylvania Health System, Dr Nina O'Connor.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, orang-orang yang mau menemui ajalnya memiliki energi yang lebih sedikit. Rasa lelah itu mendorong mereka untuk tidur lebih sering, dan seringkali mereka tidur pada siang hari.
Seperti dikutip dari Live Science, Senin (11/12/2107), berikut dua tanda-tanda kematian yang dijelaskan oleh ilmuwan, khususnya bagi mereka yang meninggal karena sakit.
1. Nafsu Makan Berkurang
Nafsu makan seseorang dapat berkurang drastis karena banyak penyebab. Tubuh mereka bisa saja memproduksi lebih banyak katekolamin, zat kimia dalam darah yang menekan nafsu makan.
Menurut O'Connor, meningkatnya katekolamin sering dialami orang-orang di akhir hayatnya, terutama pada mereka yang menderita kanker.
Selain itu, orang-orang yang nafsu makannya berkurang disebabkan karena usus mereka tak bekerja dengan baik, di mana mereka mengalami masalah saat mencerna makanan.
O'Connor mengatakan, hal itu berdampak pada reseptor rasa dan bau, sehingga makanan dan minuman tak senikmat biasanya.
Sementara itu pada penderita alzheimer, mereka mengalami kesulitan untuk menelan. Bahkan beberapa di antara mereka lupa cara mengunyah dan menelan.
"Terkadang, secara fisik mereka tak bisa makan," kata ilmuwan tersebut.
Menurutnya, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan merupakan proses alami dari orang-orang menjelang kematiannya, terutama bagi mereka yang telah sakit lama.
Â
Ciri Kedua
2. Bergerak Lamban
Kehilangan energi membuat seseorang bergerak lebih lamban. Mereka kemungkinan akan bergerak, berbicara, dan berpikir lebih lambat dari biasanya, mereka mungkin juga memerlukan lebih banyak waktu untuk memproses percakapan.
Obat yang dikonsumsi seseorang, seperti obat penghilang rasa sakit tertentu, mungkin juga memperlambat gerak seseorang. Pasalnya, obat tersebut dapat menyebabkan elektrolit dalam tubuh menjadi tak seimbang.
"Keletihan fisik dan kelemahan orang-orang menjelang akhir hayatnya sangat terasa," ujar O'Connor.
"Hal-hal sederhana, seperti bangun dari tempat tidur dan kursi bisa menjadi hal yang sangat melelahkan."
"Karena mereka hanya memiliki sedikit energi, orang tersebut akan kesulitan mengatur suhu badannya, yang berarti tubuh mereka akan lebih dingin atau hangat dari biasanya," jelas dia.
Pada hari-hari atau jam-jam terakhir menjelang kematiannya, pernapasan seseorang bisa menjadi sangat dangkal atau dalam. Pernapasan mereka juga bisa menjadi tak teratur, dengan jeda yang berlangsung dapat terjadi selama beberapa detik atau hingga dua menit.
"Hal itu bisa menjadi hal menyeramkan bagi anggota keluarga yang melihat," ujar O'Connor.
"Tapi semua itu berasal dari proses tubuh yang melambat dan akan berhenti bekerja," imbuh dia.
Meski menjadi lambat, pendengaran adalah salah satu indera yang baru akan berhenti bekerja ketika seseorang meninggal.
"Saat orang hilang kesadaran, kita tahu bahwa mereka masih bisa mendengar suara, terutama suara orang-orang terdekat mereka," jelas dia.
Advertisement