Liputan6.com, New Delhi - India bergabung bersama dengan sejumlah negara lainnya, bereaksi atas kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Selama beberapa dekade, New Delhi, dianggap sebagai pendukung Palestina.
Baca Juga
Advertisement
"Posisi India atas isu Palestina, independen dan konsisten. Kebijakan kami ini dibentuk berdasarkan sudut pandang dan kepentingan kami, dan tidak ditentukan oleh pihak ketiga," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Raveesh Kumar seperti dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (12/12/2017).
Para kritikus menilai respons pemerintah menunjukkan kebimbangan dan India seharusnya bisa bereaksi lebih kuat, mengingat efek serius pasca-pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Seharusnya ada respon yang lebih kuat untuk menyatakan posisi India. Bagaimanapun, India nantinya bisa ikut mendorong direalisasikannya solusi dua-negara, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina," ungkap analis senior di Observer Research Foundation, Manoj Joshi.
Sikap yang ditunjukkan pemerintah India di bawah kepemimpinan PM Narendra Modi dinilai "membalikkan" kebijakan yang telah dijalankan Negeri Hindustan selama puluhan tahun sebelumnya.
Ketika Partai Kongres berkuasa, solidaritas untuk Palestina merupakan bagian kebijakan integral luar negeri India.
Rezim Israel dan India Islamofobia?
Nivedita Menon, seorang profesor dari Jawaharlal Nehru University mengatakan, pernyataan pemerintah dengan jelas membalikkan pendirian India atas Palestina.
"Tidak heran bahwa India sekarang enggan berkomentar apapun terhadap Israel, karena di situ ada ikatan erat yang dibangun di antara keduanya. Kedekatan India dan Israel juga disebabkan oleh islamofobia yang sangat jelas dari kedua rezim," kata Menon.
"India selalu menyatakan solidaritasnya untuk Palestina, India selalu menentang pendudukan Israel di Palestina, ada sejarah panjang mengenai itu, rakyat demokratis di India masih mendukung Palestina, namun pemerintah India telah berubah," tambahnya.
Advertisement