Liputan6.com, Tel Aviv - Pada 2016 lalu, otoritas Israel menerima laporan penemuan sebuah granat dari era Perang Salib, namun baru diumumkan ke hadapan publik pada awal 2018.
Dilansir dari laman The Vintage News pada Senin (19/2/2018), senjata tersebut tidak seperti granat di era modern, yang bentuknya mirip-mirip nanas, karena terbuat dari tembikar yang berukir indah.
Advertisement
Baca Juga
Senjata ini tidak meledak dan hancur berkeping-keping seperti granat tangan generasi sekarang, melainkan lebih mirip bom Molotov.
Granat tersebut berisi cairan lengket yang mudah terbakar, di mana dikenal dengan sebutan api Yunani, yang kemudian disegel dan dilemparkan ke musuh.
Diego Barkan, seorang arkeolog dari Otoritas Kepurbakalaan Israel mengatakan 'granat tangan ini digunakan pada periode Bizantium, yakni pada awal munculnya Islam hingga Dinasti Utsmani.Â
"Di dalamnya, mereka akan memasukkan alkohol, lalu menyalakan sekering yang mengarah pada lubang di atas granat, sebelum melemparkannya ke arah musuh," jelas Barkan.
Menurut Barkan, granat itu sebagaian besar digunakan dalam pertempuran angkatan laut, di mana api dapat dengan mudah menghancurkan kapal musuh.
Â
Â
Granat Sangat Populer Saat Perang Salib
Otoritas Kepurbakalaan Israel menyatakan bahwa granat sangat populer di Israel selama Perang Salib, yang terjadi antara Abad ke-11 sampai ke-13. Senjata ini kerap digunakan hingga era Dinasti Mamluk, antara Abad ke-13 dan ke-16
Marcel Mazliah, seorang pekerja di pembangkit listrik Hadera di Israel utara, adalah orang yang pertama kali menemukan granat tersebut.
Tapi, ini bukan satu-satunya barang yang ditemukan oleh Mazliah. Ia membuat arkeolog sangat terkejut  saat mengetahui adanya temuan berbagai artefak kuno yang berusia kira-kira 3.500 tahun.
Keluarganya mengatakan bahwa Marcel menemukan sebagian besar harta karun terkait saat bekerja di pembangkit listrik yang berada di dekat laut, dan kemudian mengumpulkannya selama bertahun-tahun.
Beberapa temuan lainnya adalah kepala pisau yang berasal dari Zaman Perunggu, bersama dengan tempat lilin, dua mortir dan dua alu yang berasal dari Abad ke-11.
"Barang-barang itu ternyata diproduksi di Suriah dan dibawa ke Israel," kata Ayala Lester, seorang kurator pada Badan Purbakala Israel, dalam sebuah pernyataan.
Arkeolog percaya bahwa benda-benda logam itu dibawa oleh kapal pedagang logam yang karam pada periode Islam (638-1099)
"Penemuannya adalah bukti adanya perdagangan logam yang dilakukan selama periode ini," kata Lester.
Advertisement