Ribuan Orang Demo Tuntut Hak Etnis Pashtun di Pakistan

Undang-undang Pakistan mengatakan jika seseorang melakukan kejahatan, ia bisa ditangkap dan dalam waktu 24 jam dihadirkan di sidang pengadilan.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Apr 2018, 08:15 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2018, 08:15 WIB
Para anggota dan pendukung Gerakan Perlindungan Pashtun berunjuk rasa di Lahore, 22 April 2018 (AP)
Para anggota dan pendukung Gerakan Perlindungan Pashtun berunjuk rasa di Lahore, 22 April 2018 (AP)

Liputan6.com, Lahore - Ribuan orang berdemonstrasi di Lahore, kota terbesar kedua di Pakistan, menuntut keadilan bagi warga etnis Pashtun, meskipun sebelumnya sudah ada upaya pembubaran demonstrasi oleh pemerintah setempat.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (24/4/2018), Manzoor Pashteen, pemimpin Gerakan Pashtun Tahaffuz PTM yang berusia 26 tahun, mengatakan ia ingin menyampaikan fakta kepada masyarakat Lahore karena media-media utama tidak menyuguhkan itu kepada mereka karena tekanan militer.

Militer Pakistan mengatakan media bebas melaporkan semua isu.

Tuntutan utama dalam demonstrasi itu adalah menghentikan pembunuhan warga etnis Pashtun secara ekstra yudisial, atau pembunuhan oleh otorita berwenang tanpa lewat prosedur hukum.

Demikian pula keputusan yang ditetapkan di pengadilan dan diterapkan badan-badan negara berdasarkan alasan untuk melawan militansi dan terorisme.

"Undang-undang Pakistan mengatakan jika seseorang melakukan kejahatan, ia bisa ditangkap dan dalam waktu 24 jam dihadirkan di sidang pengadilan. Tetapi mereka membunuh ribuan warga etnis Pashtun secara ekstra yudisial. Ini bertentangan dengan konstitusi," ujar Pashteen dalam pidatonya.

Pashteen juga menuntut pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi untuk mengkaji isu-isu ini, juga pembatalan laporan-laporan polisi yang memuat penuntutan terhadap mahasiswa-mahasiwa dari berbagai universitas menjelang demonstrasi tersebut.

Polisi di Lahore, menangkap beberapa pemimpin PTM dan kelompok lain, serta beberapa mahasiswa lain, guna menggagalkan demonstrasi itu. Lokasi dimana demonstrasi akan dilangsungkan dialiri oleh air comberan.

Namun pada akhirnya, otorita berwenang setempat tampaknya mengurungkan niat membatalkan unjuk rasa ini ketika demonstrasi berlangsung di seluruh penjuru negara itu, termasuk yang dihadiri pemimpin dua partai politik terbesar di Pakistan.

Bilawal Bhutto Zardari, putra Perdana Menteri Benazir Bhutto yang dibunuh, dan Wakil Ketua Partai Rakyat Pakistan mencuit:

"Seluruh rakyat Pakistan punya hak untuk melakukan demonstrasi secara damai. PTM tidak berbeda. Saya mengutuk kesewenang-wenangan dan tindakan mengabaikan hak konstitusi rakyat, mulai dari penangkapan para penyelenggara dan sekutu mereka, hingga pelecehan secara terus menerus terhadap para mahasiswa di Lahore."

Putri dan bakal pengganti Nawaz Sharif yang baru-baru ini digulingkan mencuit menentang pemerintahan partainya sendiri di Provinsi Punjab.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya