Liputan6.com, Lahore - Satu-satunya layanan kereta metro yang beroperasi di Pakistan, Orange Line Metro Train (OLMT) di Lahore, terus menghadapi tantangan yang signifikan karena rendahnya jumlah penumpang dan kesulitan keuangan.
Diluncurkan pada tahun 2020, proyek ini awalnya diharapkan dapat melayani 250.000 penumpang setiap hari, tetapi pada tahun pertamanya, jumlah penumpang tetap dibatasi hingga 72.000 penumpang per hari, yang menyebabkan beban keuangan yang cukup besar bagi pemerintah.
Baca Juga
Meskipun ada upaya untuk meningkatkan kelayakannya, sistem metro tersebut telah berjuang untuk keberlanjutan, dan kewajiban keuangannya tetap menjadi perhatian, demikian dikutip dari laman Khaama, Jumat (21/3/2025).
Advertisement
Uzair Shah, mantan Manajer Umum Punjab Mass-Transit Authority (PMA), mencatat bahwa pendapatan dari pengumpulan tarif hanya menutupi sebagian kecil dari biaya operasional.
PMA telah mengusulkan pengurangan tarif untuk menarik lebih banyak penumpang dan meningkatkan pendapatan, tetapi saran tersebut tidak dilaksanakan.
Struktur tarif yang tinggi dan kurangnya layanan pengumpan yang efisien disebut-sebut sebagai alasan utama kekurangan penumpang.
Hanya dalam waktu empat bulan beroperasi, kerugian mencapai PKR 900 juta, karena pendapatan harian mencapai PKR 2,89 juta terhadap proyeksi PKR 10 juta. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, PMA mengusulkan untuk menghasilkan pendapatan melalui sumber non-tarif, meskipun implementasinya masih belum pasti.
Menurut laporan oleh Express Tribune, beberapa analis telah mengaitkan tantangan metro dengan inefisiensi birokrasi dan tekanan eksternal.
Laporan tersebut menyatakan bahwa operator bus swasta, yang diduga memiliki dukungan politik, mungkin telah memengaruhi penurunan jumlah penumpang metro. Kekhawatiran ini mencerminkan tantangan yang lebih luas dalam pengelolaan proyek transportasi milik negara di Pakistan.
Masalah Konektivitas
Masalah konektivitas juga memainkan peran utama dalam membatasi keberhasilan metro. Alvina Sabah Idrees, seorang peneliti di Pakistan Institute of Development Economics (PIDE), menunjukkan bahwa integrasi yang buruk dengan jaringan transportasi lain memaksa penumpang untuk bergantung pada perjalanan multi-moda, sehingga meningkatkan biaya keseluruhan mereka.
Kurangnya sistem pengumpan yang tepat telah menciptakan hambatan tambahan bagi penumpang harian, sehingga mengurangi kenyamanan yang seharusnya disediakan oleh sistem metro.
Biaya keseluruhan pembangunan metro meningkat karena penundaan dan sengketa hukum yang berkepanjangan. Banyak penduduk direlokasi untuk proyek tersebut, yang menyebabkan frustrasi di antara masyarakat yang terkena dampak.
Beberapa orang menyatakan kekhawatiran tentang konsekuensi sosial dan ekonomi dari pembangunan metro, khususnya mereka yang kehilangan rumah atau bisnis. Meskipun ada tantangan ini, manfaat yang diharapkan dari sistem transit yang andal belum terwujud seperti yang diharapkan.
Masalah teknis dan gangguan layanan semakin mempersulit operasi metro. Penghentian sementara yang tidak terjadwal karena kesalahan teknis, pemadaman listrik, dan acara publik telah menyebabkan ketidaknyamanan bagi para penumpang. Kadang-kadang, metro dihentikan ketika sejumlah besar orang bepergian ke Lahore untuk pertemuan keagamaan atau demonstrasi politik.
Satu insiden menyebabkan penghentian operasi selama lima hari, yang memengaruhi ribuan penumpang harian. Dalam kasus lain, penghentian yang tidak terduga membuat penumpang terlantar, dengan beberapa terpaksa berjalan di sepanjang rel karena kurangnya komunikasi yang jelas tentang dimulainya kembali layanan.
Bahkan ketika pemerintah menyoroti peningkatan bertahap dalam jumlah penumpang, tantangan tetap ada. Alih-alih menurunkan tarif, pihak berwenang memperkenalkan sistem harga berjenjang untuk menarik lebih banyak penumpang.
Namun, penumpang reguler melaporkan bahwa penyesuaian ini tidak mengurangi biaya secara signifikan dan malah menyebabkan waktu tunggu yang lebih lama di loket tiket. Saeed Ahmed, pengguna setia metro, mencatat bahwa meskipun sebelumnya tiket dapat diperoleh dengan cepat dan efisien, sistem baru tersebut justru menambah penundaan dan kemacetan di stasiun.
Advertisement
Kurangnya Keberlanjutan Finansial
Para ekonom mempertanyakan kelayakan jangka panjang OLMT. Dr. Qais Aslam, ekonom terkemuka, menyatakan bahwa ketergantungan proyek pada subsidi pemerintah menunjukkan kurangnya keberlanjutan finansial.
Ia menunjukkan bahwa mengingat tingginya biaya operasional dan rendahnya perolehan pendapatan, pemerintah tidak punya banyak pilihan selain terus mensubsidi metro, yang membebani keuangan publik.
Meskipun mengalami kemunduran ini, metro tetap menjadi bagian penting dari jaringan transportasi Lahore. Namun, tanpa penyesuaian kebijakan, peningkatan konektivitas, dan efisiensi operasional, tantangan finansial dan logistiknya kemungkinan akan terus berlanjut.
Menangani masalah ini penting untuk memastikan bahwa Kereta Metro Jalur Orange memenuhi tujuan awalnya yaitu menyediakan sistem transportasi yang terjangkau, efisien, dan berkelanjutan bagi warga Lahore.
