Liputan6.com, Guatemala City - Letusan gunung api Fuego menandakan aktivitas vulkanik terbesar dan terparah di Guatemala dalam kurun waktu lebih dari satu abad terakhir.
Gunung api yang terletak sekitar 40 kilometer barat daya ibu kota Guatemala City itu memuntahkan batu, gas, dan abu vulkanik pada hari Minggu, 3 Juni 2018.
Dikutip dari BBC pada Senin (4/6/2018), terjangan awan panas membuat desa-desa yang dilewatinya rusak parah, dan membunuh setidaknya 25 orang yang terlambat menyelamatkan diri.
Advertisement
Selain itu, ratusan orang dilaporkan terluka, dan masih banyak pula yang hilang karena terkepung awan panas dan aliran lava gunung api Fuego.
Baca Juga
Presiden Jimmy Morales telah menyatakan tiga hari berkabung nasional, bersamaan dengan penutupan bandara internasional satu-satunya di pinggiran ibu kota.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu, ia berbicara tentang "penderitaan mendalam" bangsa yang disebabkan oleh "kerugian yang tak dapat diperbaiki" dalam kehidupan manusia.
Fuego adalah salah satu gunung api paling aktif di Amerika Latin. Letusan besar terakhir tercatat pada 1974, yang menghancurkan peternakan di dekatnya, namun tidak sampai menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
Letusan lain pada bulan Februari tahun ini, memuntahkan abu vulkanik setinggai 1,7 kilometer ke langit.
Letusan gunung api Fugeo pada hari Minggu tercatat sebagai skala yang jauh lebih besar, di mana gas bercampur batu panas turun menerjang desa-desa di bawahnya, hingga mencapai radius 6 kilometer dari puncak.
Oleh lembaga geologi setempat, letusan gunung api Fuego disebut yang paling mematikan sejak 1902, ketika erupsi gunung Santa Maria menewaskan ribuan orang.
Simak video pilihan berikut:
Partikel Vulkanik Terbawa Hujan
Sementara itu, menurut laporan pemerintah Guatemala, sebanyak satu juta orang telah terkena dampak letusan.
Para pejabat setempat mengimbau warga untuk memakai masker guna menghindari debu dan partikel vulkanik yang terbawa oleh hujan, di mana dilaporkan terjadi di empat wilayah administratif Guatemala.
Seorang juru bicara otoritas penanggulangan bencana mengatakan, perubahan arah angin adalah penyebab abu vulkanik jatuh di banyak titik di wilayah ibu kota.
Militer Guatemala mengatakan, pihaknya memberikan bantuan kepada korban letusan gunung api Fuego, termasuk membersihkan abu vulkanik dari landasan bandara La Aurora.
Advertisement