Liputan6.com, Manila: Setelah dihantam badai Nesat, kini warga Filipina kembali harus diresahkan dengan badai Nalgae yang juga menyebabkan banjir dan longsor. Dilaporkan, tiga orang tewas akibat terjangan badai ini.
Â
Seperti dilansir laman Ibnlive.in.com, Ahad (2/10), terjangan badai memicu longsor di Provinsi Bontoc. Akibatnya, batu-batu besar menggelinding dan menyebabkan kerusakan. Sementara itu, di Kota Calumpit ratusan warga terjebak banjir dan mengungsi di atap rumah mereka, menunggu untuk segera dievakuasi. Â
Â
Badan Meteorologi Filipina menyebutkan, setelah menghantam Filipina, badai Nalgae yang berkecepatan 124 mil per jam itu sempat berputar-putar di Laut Cina Selatan, lalu menuju Cina dengan kecepatan angin 81 mil per jam dan hembusan 99 mil per jam.Â
Â
Badai Nalgae menerjang Pantai Pananan di wilayah utara Filipina, Sabtu kemarin. Badai kedua dalam sepekan terakhir ini bergerak menyusuri rute serupa dengan badai sebelumnya. Institut Meteorologi Tropis India menyebut, beberapa studi menunjukkan bahwa musim hujan berkepanjangan di Asia disebabkan tingginya tingkat konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Namun, belum diketahui secara pasti apakah perubahan iklim ini menjadi penyebab terjadinya hujan atau badai, terutama di wilayah India [Baca: Badai Nelgae Hantam Kawasan Pantai Pananan].(ADO)
Â
Seperti dilansir laman Ibnlive.in.com, Ahad (2/10), terjangan badai memicu longsor di Provinsi Bontoc. Akibatnya, batu-batu besar menggelinding dan menyebabkan kerusakan. Sementara itu, di Kota Calumpit ratusan warga terjebak banjir dan mengungsi di atap rumah mereka, menunggu untuk segera dievakuasi. Â
Â
Badan Meteorologi Filipina menyebutkan, setelah menghantam Filipina, badai Nalgae yang berkecepatan 124 mil per jam itu sempat berputar-putar di Laut Cina Selatan, lalu menuju Cina dengan kecepatan angin 81 mil per jam dan hembusan 99 mil per jam.Â
Â
Badai Nalgae menerjang Pantai Pananan di wilayah utara Filipina, Sabtu kemarin. Badai kedua dalam sepekan terakhir ini bergerak menyusuri rute serupa dengan badai sebelumnya. Institut Meteorologi Tropis India menyebut, beberapa studi menunjukkan bahwa musim hujan berkepanjangan di Asia disebabkan tingginya tingkat konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Namun, belum diketahui secara pasti apakah perubahan iklim ini menjadi penyebab terjadinya hujan atau badai, terutama di wilayah India [Baca: Badai Nelgae Hantam Kawasan Pantai Pananan].(ADO)