Jelang Asian Games 2018, Bahrain Sabet Gelar Juara Umum Kejuaraan Atletik Asia Barat

Jelang Asian Games 2018, Bahrain berhasil menyabet gelar juara umum dalam Kejuaraan Atletik Asia Barat ke-3.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 25 Jul 2018, 08:31 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2018, 08:31 WIB
Ilustrasi Atletik (european-athletics.org)
Ilustrasi Atletik (european-athletics.org)

Liputan6.com, Jakarta - Bahrain berhasil menyabet gelar juara umum dalam Kejuaraan Atletik Asia Barat ke-3 (3rd West Asian Athletics Championship atau WAAC) di Amman, Yordania, yang digelar pada 8-11 Juni 2018 lalu.

Dalam kejuaraan itu, Bahrain memperoleh 35 medali: 20 emas, 12 perak, dan tiga perunggu --sebuah torehan positif jelang kompetisi atletik akbar di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang Agustus mendatang, menurut Bahrain Athletics Association (BAA).

Sempat terseok-seok di awal laga, tim atletik Bahrain berhasil menyabet 12 medali --delapan emas, tiga perak, dan satu perunggu-- pada akhir kompetisi, guna memastikan klaim mereka atas trofi juara umum.

Duta Besar Bahrain untuk Indonesia Mohamed Ghassan Shaikho menyebut torehan itu sebagai catatan terbaik sebuah negara dalam sejarah West Asian Athletics Championship.

"Bahkan pencapaian ini melampaui rekor terbaik kami pada 2010, yang mana pada tahun itu, Bahrain berhasil membawa pulang 25 medali: 11 emas, enam perak, dan delapan perunggu," kata Dubes Shaikho kepada sejumlah wartawan di Jakarta, Selasa 24 Juli 2018.

"Keberhasilan di WAAC menjadi batu pijakan bagi tim nasional atletik kami yang akan berpartisipasi di Asian Games 2018 nanti," tambahnya.

Bahrain merupakan satu dari 12 tim yang berkompetisi dalam WAAC 2018. Negara lain yakni: Kuwait, Uni Emirat, Palestina, Lebanon, Yaman, Suriah, Irak, Oman, Yordania, Qatar, dan Iran.

 

Simak video pilihan berikut:

Rekor Pelari-Pelari Cepat di Asian Games

Atletik diketahui sebagai ibu semua cabang olahraga, karena mempertandingkan kemampuan dasar tubuh manusia dalam lari, melompat, dan melempar (File / Liputan6.com)
Atletik diketahui sebagai ibu semua cabang olahraga, karena mempertandingkan kemampuan dasar tubuh manusia dalam lari, melompat, dan melempar (File / Liputan6.com)

Atletik merupakan salah satu cabang bergengsi pada setiap pelaksanaan multievent, tak terkecuali di Asian Games.

Lomba atletik, terutama nomor jarak pendek, kerap menyedot perhatian. Banyak penggemar olahraga ingin melihat kiprah para manusia-manusia yang dianggap paling cepat.

Bahkan, di event Olimpiade pemenang lari 100 meter dijuluki sebagai manusia tercepat di bumi. Adapun di Asian Games, para pemenang nomor lari jarak pendek layak dikjuluki manusia-manusia tercepat di Benua Asia.

Lari jarak pendek terbagi menjadi tiga nomor, yaitu 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. Pemecahan Rekor-rekor di tiga nomor tersebut selalu menarik ditunggu.

Sayangnya, hingga Asian Games 2014 di Incheon, Korea, tak ada pelari asal Asia Tenggara yang mampu memecahkan rekor jarak pendek. Pelari-pelari dari Timur Tengah mendominasi dalam urusan pemecahan rekor ini.

Sosok yang layak disorot untuk pemecahan rekor lari jarak pendek ini adalah sprinter asal Qatar, Femi Seun Ogunde. Atlet berusia 27 tahun tersebut menguasai dua rekor sekaligus, yaitu pada nomor 100 meter dan 200 meter. Kedua rekor itu diukir pada Asian Games 2014 di Korea Selatan. Julukan pria tercepat di Asia memang layak disandangnya.

Rekornya pada nomor 100 meter adalah 9,93 detik, sedangkan pada 200 meter adalah 20,14 detik. Prestasi tersebut sangat fenomenal karena dia baru mencicipi debut di Asian Games 2010, yang digelar di negaranya sendiri.

Namun, pria yang punya darah Nigeria ini kariernya tak sepenuhnya mulus. Dia pernah kena sanksi selama dua tahun dari Januari 2012 hingga 2014 karena terbukti positif dalam tes dopping. Begitu kembali, dia langsung bersinar di Asian Games 2014.

Dua rekor nomor lari paling bergengsi di sektor putri diborong Sri Lanka, tapi dari dua atlet berbeda. Hebatnya, rekor-rekor itu bertahan cukup lama.

Rekor lari nomor 100 meter dipegang oleh Susanthika Jayasinghe, dengan catatan waktu 11,15 detik. Sudah 16 tahun rekor itu bertahan karena diciptakan pada Asian Games 2002 di Busan, Korea.

Adapun di nomor 200 meter, rekor juga lebih lama bertahan, tepatnya sejak Asian Games 2018 di Bangkok Thailand. Rekor tersebut atas nama Damayanthi Dharsa, dengan catatan waktu 22,48 detik.

Sementara itu, rekor pada nomor lari 400 meter putri dipengang atlet Arab Saudi, Yousef Masrahi. Dia membukukan waktu 44,46 detik di Asian Games 2014.

Di sektor putri, rekor lari 400 meter dipegang Kemi Adekoya dari Bahrain. Catatan waktunya 51,11 detik, yang tercipta pada Asian Games 2018.

Mampukah rekor-rekor tersebut dipecahkan pada Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang?

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya