Untuk Pertama Kalinya, 380 Ribu Kartu Kredit Pelanggan British Airways Diretas

Peretasan data diri kartu kredit ini merupakan kasus pertama yang pernah menimpa British Airways selama 20 tahun beroperasi secara daring.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Sep 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2018, 11:00 WIB
20160804-Menara Ramping British Airways i360-Inggris
Kapsul meluncur ke puncak Menara British Airways i360 di Brighton, Inggris, 2 Agustus 2016. Menara yang dinobatkan sebagai bangunan paling ramping di dunia itu memiliki ketinggian yang seluruhnya mencapai 162 meter. (AFP PHOTO/Glyn KIRK)

Liputan6.com, London - Kepala Eksekutif British Airways, Alex Cruz, mengeluarkan permohonan maaf kepada ratusan pelanggan maskapainya, setelah ada insiden peretasan data para penumpang. Data pribadi para pelanggan yang ada di kartu kredit mereka, dibobol hacker (peretas) dalam rentang waktu 2 minggu.

Demikian seperti dilaporkan oleh VOA Indonesia, Sabtu (8/9/20118).

Insiden tersebut adalah serangan peretasan terburuk terhadap situs web dan aplikasi milik maskapai penerbangan Inggris itu. British Airways --pada hari Rabu-- menemukan bahwa pemesanan tiket yang dilakukan antara 21 Agustus dan 5 September telah disusupi oleh peretas.

"Serangan siber ini sangat canggih dan berbahaya," kata Alex Cruz. Pihaknya pun segera menghubungi para pelanggan setelah mengetahui dampak dari peretasan itu.

Sekitar 380 ribu kartu kredit berada dalam bahaya, menurut laporan British Airways. Hacker berhasil mendapatkan data-data penting yang bisa dimanfaatkan untuk mencuri melalui akun kartu kredit, seperti nama pemilik kartu, alamat rumah dan alamat email, nomor kartu kredit, tanggal kadaluarsa, dan pin kartu kredit.

Serangan peretasan itu terjadi 15 bulan sejak maskapai tersebut mengalami kegagalan masif sistem komputer di bandara Heathrow, London, yang mengakibatkan 75 ribu penumpang tertahan saat liburan akhir pekan.

Kata Cruz, British Airways "amat menyesal" dengan gangguan ini, yang jarang sekali terjadi selama lebih dari 20 tahun maskapai itu beroperasi secara online.

Cruz mengatakan, peretas tidak berhasil menembus enkripsi perusahan, namun ia juga tidak menjelaskan bagaimana para penyerang bisa mendapatkan informasi para pelanggan dan kartu kredit mereka.

"Para pelanggan yang mengalami kerugian finansial akan diberi ganti rugi," kata Cruz. Meski demikian, Cruz tidak menyebutkan jenis ganti rugi yang akan diberikan kepada para korban.

 

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Investigasi

Pesawat Airbus A380 'superjumbo' milik maskapai British Airways
Pesawat Airbus A380 'superjumbo' milik maskapai British Airways (British Airways)

Pihak maskapai mengaku tengah melakukan investigasi terhadap kasus tersebut. Cruz meminta pada pelanggan yang terdampak untuk menghubungi pihak bank atau penyedia kartu kredit mereka.

"British Airways telah berkomunikasi dengan pelanggan dan kami menyarankan setiap pelanggan yang merasa terkena insiden ini untuk menghubungi penyedia kartu kredit atau bank, kemudian mengikuti saran yang diberikan," tutur Cruz.

Data yang dicuri tidak termasuk informasi detail paspor milik pengguna. Sejak 21 Agustus 2018 hingga 5 September 2018, data pribadi dan detail keuangan milik pelanggan yang memesan tiket di ba.com dan aplikasi British Airways telah diretas.

Saat ini, masalah peretasan telah diselesaikan dan laman web British Airways telah berjalan dengan normal.

Pencurian data tersebut merupakan salah satu kasus serius yang mengguncang perusahaan Inggris. Gara-gara hal ini pula, reputasi British Airways pun terdampak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya