Apa Itu Gestun: Berikut Pengertian, Risiko, dan Alternatif yang Lebih Aman

Gestun atau gesek tunai adalah praktik ilegal penarikan uang tunai menggunakan kartu kredit. Pelajari risiko dan alternatif yang lebih aman di sini.

oleh Shani Ramadhan Rasyid Diperbarui 03 Mar 2025, 11:42 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 11:28 WIB
apa itu gestun
apa itu gestun ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengertian Gestun

Liputan6.com, Jakarta Gestun, singkatan dari "gesek tunai", merupakan praktik penarikan uang tunai menggunakan kartu kredit atau layanan paylater melalui merchant tertentu. Dalam transaksi gestun, pemegang kartu seolah-olah melakukan pembelian barang atau jasa, namun sebenarnya hanya menerima uang tunai dengan dikenakan biaya tambahan oleh merchant.

Meskipun gestun menawarkan kemudahan mendapatkan uang tunai secara cepat, praktik ini sebenarnya ilegal dan dilarang oleh Bank Indonesia. Alasannya, gestun menyalahi fungsi utama kartu kredit sebagai alat pembayaran non-tunai dan berpotensi merugikan berbagai pihak.

Beberapa ciri khas transaksi gestun antara lain:

  • Dilakukan di merchant atau toko, bukan di mesin ATM
  • Seolah-olah melakukan pembelian barang/jasa padahal hanya menarik uang tunai
  • Dikenakan biaya tambahan oleh merchant, biasanya 2-5% dari nilai penarikan
  • Tidak ada batasan limit penarikan seperti di ATM
  • Bunga yang dikenakan lebih rendah dibanding tarik tunai di ATM

Meski terlihat menguntungkan, gestun sebenarnya memiliki banyak risiko yang perlu diwaspadai. Mari kita bahas lebih lanjut mengapa praktik ini dilarang dan apa saja bahayanya.

Mengapa Gestun Dilarang?

Bank Indonesia secara tegas melarang praktik gestun karena beberapa alasan, antara lain:

1. Menyalahi Fungsi Kartu Kredit

Kartu kredit pada dasarnya dirancang sebagai alat pembayaran non-tunai, bukan untuk penarikan uang tunai. Gestun menyalahgunakan fungsi ini dan berpotensi mengubah persepsi masyarakat tentang penggunaan kartu kredit yang seharusnya.

2. Meningkatkan Risiko Kredit Macet

Kemudahan mendapatkan uang tunai melalui gestun dapat mendorong perilaku konsumtif dan memicu utang yang sulit dilunasi. Hal ini berpotensi meningkatkan angka kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) bagi bank penerbit kartu kredit.

3. Potensi Pencucian Uang

Transaksi gestun yang tidak tercatat dengan baik dapat disalahgunakan untuk kegiatan pencucian uang. Pihak-pihak tidak bertanggung jawab bisa memanfaatkan celah ini untuk mentransfer dana hasil kejahatan.

4. Perlindungan Konsumen

Gestun seringkali melibatkan biaya tambahan yang tidak transparan dan berpotensi merugikan konsumen. Selain itu, risiko pencurian data dan penipuan juga lebih tinggi dibandingkan transaksi kartu kredit normal.

5. Mengganggu Sistem Keuangan

Praktik gestun yang meluas dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan dan perbankan secara keseluruhan. Hal ini dapat berdampak negatif pada perekonomian nasional.

Larangan gestun diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/11/PBI/2009 yang kemudian diperbarui menjadi PBI No.14/2/2012 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Peraturan ini menegaskan bahwa gestun merupakan penyalahgunaan fasilitas kartu kredit yang dapat dikenai sanksi.

Risiko dan Bahaya Gestun

Meski menawarkan kemudahan, gestun memiliki sejumlah risiko serius yang perlu diwaspadai:

1. Terjerat Utang

Kemudahan mendapatkan uang tunai melalui gestun dapat mendorong perilaku konsumtif dan membuat seseorang terjebak dalam lingkaran utang. Tanpa disadari, tagihan kartu kredit bisa membengkak dan sulit dilunasi.

2. Biaya Tinggi

Meski terlihat lebih murah dibanding tarik tunai di ATM, gestun sebenarnya memiliki biaya tersembunyi. Selain biaya yang dikenakan merchant, bunga kartu kredit tetap berjalan dan dapat mengakibatkan tagihan membengkak jika tidak segera dilunasi.

3. Risiko Penipuan

Transaksi gestun seringkali melibatkan pihak ketiga yang tidak resmi. Hal ini membuka peluang terjadinya penipuan, pencurian data kartu kredit, atau penyalahgunaan informasi pribadi nasabah.

4. Pembekuan Akun

Jika terdeteksi melakukan gestun, pihak bank atau penyedia layanan paylater dapat membekukan akun atau membatasi limit kredit nasabah. Hal ini tentunya akan sangat merugikan dan mengganggu aktivitas finansial sehari-hari.

5. Masuk Daftar Hitam

Praktik gestun yang terdeteksi dapat mengakibatkan nasabah masuk dalam daftar hitam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Hal ini akan menyulitkan dalam mengajukan pinjaman atau kredit di masa depan.

6. Sanksi Hukum

Meski jarang terjadi, pelaku gestun bisa dikenai sanksi hukum sesuai peraturan yang berlaku. Hal ini terutama berlaku bagi penyedia jasa gestun yang melakukan praktik ini secara masif.

Mengingat besarnya risiko yang dihadapi, sangat penting bagi pengguna kartu kredit dan layanan paylater untuk menghindari praktik gestun. Mari kita bahas beberapa alternatif yang lebih aman untuk mendapatkan dana tunai.

Alternatif Gestun yang Lebih Aman

Jika Anda membutuhkan dana tunai secara cepat, ada beberapa alternatif yang lebih aman dibandingkan gestun:

1. Tarik Tunai di ATM

Meski dikenakan biaya dan bunga yang lebih tinggi, tarik tunai kartu kredit di ATM tetap lebih aman dan legal dibandingkan gestun. Pastikan untuk melunasi tagihan secepat mungkin untuk meminimalkan bunga.

2. Pinjaman Tunai (KTA)

Kredit Tanpa Agunan (KTA) dari bank resmi menawarkan bunga yang lebih rendah dibandingkan kartu kredit. Proses pengajuan mungkin memakan waktu lebih lama, namun lebih aman dan terkontrol.

3. Pinjaman Online Berizin OJK

Fintech lending yang terdaftar dan diawasi OJK menawarkan pinjaman cepat cair dengan bunga yang lebih kompetitif. Pastikan untuk memilih platform terpercaya dan membaca syarat dan ketentuan dengan teliti.

4. Program Cicilan 0%

Beberapa kartu kredit menawarkan program cicilan 0% untuk pembelian barang tertentu. Ini bisa menjadi alternatif jika Anda membutuhkan barang tertentu namun tidak memiliki dana tunai yang cukup.

5. Gadai Barang Berharga

Menggadaikan perhiasan atau barang elektronik di lembaga pegadaian resmi bisa menjadi opsi untuk mendapatkan dana tunai cepat dengan bunga yang relatif rendah.

6. Dana Darurat

Memiliki dana darurat yang disimpan di rekening terpisah merupakan cara terbaik untuk menghadapi kebutuhan mendadak. Mulailah menyisihkan sebagian penghasilan untuk dana darurat sejak sekarang.

Sebelum memilih salah satu alternatif di atas, pertimbangkan dengan matang kebutuhan dan kemampuan finansial Anda. Pastikan untuk membandingkan berbagai opsi dan memilih yang paling sesuai dengan situasi keuangan Anda.

Tips Menghindari Godaan Gestun

Berikut beberapa tips untuk menghindari godaan melakukan gestun:

1. Kelola Keuangan dengan Bijak

Buatlah anggaran bulanan dan patuhi dengan disiplin. Hindari pengeluaran yang tidak perlu dan mulailah menabung untuk kebutuhan mendadak.

2. Gunakan Kartu Kredit Secara Bertanggung Jawab

Pahami fungsi utama kartu kredit sebagai alat pembayaran, bukan sumber dana tunai. Bayar tagihan tepat waktu dan hindari membawa saldo.

3. Tingkatkan Literasi Keuangan

Pelajari lebih lanjut tentang manajemen keuangan pribadi, investasi, dan perencanaan keuangan jangka panjang. Semakin tinggi pemahaman Anda, semakin bijak keputusan finansial yang diambil.

4. Bangun Dana Darurat

Siapkan dana darurat setara 3-6 bulan pengeluaran untuk menghadapi situasi tidak terduga. Ini akan mengurangi ketergantungan pada kartu kredit atau pinjaman.

5. Waspadai Penipuan

Jangan mudah tergiur tawaran gestun atau pinjaman cepat dari sumber tidak resmi. Selalu verifikasi kredibilitas penyedia layanan keuangan sebelum bertransaksi.

6. Cari Sumber Penghasilan Tambahan

Jika penghasilan utama dirasa kurang mencukupi, cari peluang untuk menambah penghasilan melalui pekerjaan sampingan atau bisnis kecil-kecilan.

7. Konsultasi dengan Ahli Keuangan

Jika mengalami kesulitan mengelola keuangan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan profesional. Mereka dapat memberikan saran dan strategi yang sesuai dengan kondisi Anda.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan Anda dapat terhindar dari godaan melakukan gestun dan mengelola keuangan dengan lebih baik.

Perbedaan Gestun dan Tarik Tunai Kartu Kredit

Meski sama-sama bertujuan mendapatkan uang tunai dari kartu kredit, gestun dan tarik tunai memiliki beberapa perbedaan mendasar:

Aspek Gestun Tarik Tunai
Legalitas Ilegal dan dilarang BI Legal dan diatur oleh bank
Lokasi Transaksi Merchant atau toko Mesin ATM
Limit Penarikan Tidak ada batasan khusus Dibatasi, biasanya 60-70% dari limit kartu
Biaya Biaya merchant (2-5%) + bunga kartu kredit Biaya tarik tunai (3-5%) + bunga kartu kredit
Risiko Tinggi (penipuan, pembekuan akun, dll) Lebih rendah, namun tetap ada risiko finansial
Pencatatan Transaksi Seolah-olah pembelian barang/jasa Tercatat jelas sebagai penarikan tunai

Meski tarik tunai kartu kredit lebih aman secara hukum, keduanya tetap berisiko secara finansial karena bunga yang tinggi. Gunakan fasilitas ini dengan bijak dan hanya untuk keadaan darurat.

Cara Mendeteksi dan Melaporkan Praktik Gestun

Sebagai nasabah yang bertanggung jawab, penting untuk dapat mendeteksi dan melaporkan praktik gestun yang Anda temui. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Kenali Ciri-ciri Gestun

  • Tawaran penarikan tunai di toko atau merchant non-bank
  • Iming-iming biaya lebih murah dari tarik tunai ATM
  • Transaksi tercatat sebagai pembelian barang/jasa padahal hanya menerima uang tunai
  • Penyedia jasa meminta data sensitif kartu kredit atau akun paylater

2. Dokumentasikan Bukti

Jika menemukan praktik mencurigakan, catat detail seperti nama merchant, lokasi, waktu, dan modus operandi. Jika memungkinkan, ambil foto atau rekaman sebagai bukti.

3. Laporkan ke Pihak Berwenang

Anda dapat melaporkan temuan praktik gestun ke beberapa pihak:

  • Bank penerbit kartu kredit Anda
  • Bank Indonesia melalui website resmi atau call center
  • Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui layanan pengaduan konsumen
  • Kepolisian jika ada unsur penipuan atau kejahatan lainnya

4. Edukasi Lingkungan

Bagikan informasi tentang bahaya gestun kepada keluarga dan teman-teman Anda. Semakin banyak orang yang paham, semakin kecil peluang praktik ini berkembang.

Dengan berperan aktif melaporkan praktik gestun, Anda turut membantu menciptakan ekosistem keuangan yang lebih sehat dan aman bagi semua pihak.

Perkembangan Teknologi dan Masa Depan Gestun

Seiring perkembangan teknologi finansial (fintech), praktik gestun juga mengalami evolusi. Beberapa tren yang perlu diwaspadai:

1. Gestun Online

Muncul platform online yang menawarkan jasa gestun menggunakan e-wallet atau paylater. Meski terlihat lebih modern, praktik ini tetap ilegal dan berisiko.

2. Penyalahgunaan Fitur Cashback

Beberapa oknum memanfaatkan fitur cashback pada e-commerce untuk melakukan praktik serupa gestun. Hal ini tentu melanggar ketentuan penggunaan platform.

3. Integrasi dengan Cryptocurrency

Ada upaya untuk mengintegrasikan gestun dengan transaksi cryptocurrency, yang semakin mempersulit pelacakan dan pengawasan.

4. Peningkatan Keamanan Kartu Kredit

Di sisi positif, teknologi keamanan kartu kredit terus berkembang, misalnya dengan penggunaan chip EMV dan autentikasi biometrik, yang menyulitkan praktik gestun konvensional.

5. Regulasi yang Lebih Ketat

Pemerintah dan regulator keuangan terus memperketat pengawasan dan sanksi terhadap praktik gestun, baik offline maupun online.

Melihat tren ini, sangat penting bagi konsumen untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan literasi keuangan digital. Pahami risiko dan selalu gunakan layanan keuangan dari penyedia resmi yang diawasi oleh otoritas.

Kesimpulan

Gestun atau gesek tunai mungkin terlihat sebagai solusi cepat untuk mendapatkan uang tunai, namun praktik ini sebenarnya ilegal dan memiliki banyak risiko. Dari potensi terjerat utang hingga ancaman sanksi hukum, bahaya gestun jauh lebih besar dibandingkan manfaat jangka pendeknya.

Sebagai alternatif, ada banyak pilihan legal dan lebih aman untuk mendapatkan dana tunai, mulai dari tarik tunai di ATM hingga mengajukan pinjaman resmi dari lembaga keuangan berizin. Yang terpenting adalah mengelola keuangan dengan bijak dan membangun kebiasaan finansial yang sehat.

Dengan meningkatkan literasi keuangan dan bersikap kritis terhadap tawaran-tawaran yang mencurigakan, kita dapat terhindar dari jebakan gestun dan praktik keuangan berisiko lainnya. Pada akhirnya, kesehatan finansial jangka panjang jauh lebih berharga dibandingkan kemudahan sesaat yang ditawarkan gestun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya