AS Kembalikan Tiga Lonceng Bersejarah ke Pemerintah Filipina

Pemerintah Amerika Serikat bersiap kembalikan tiga lonceng bersejarah yang dicuri dari Filipina.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 14 Nov 2018, 07:31 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2018, 07:31 WIB
Donald Trump mengunjungi American Cemetery of Suresnes di luar kota Paris dalam rangka peringatan berakhirnya Perang Dunia I (AFP)
Donald Trump mengunjungi American Cemetery of Suresnes di luar kota Paris dalam rangka peringatan berakhirnya Perang Dunia I (AFP)

Liputan6.com, Manila - Tiga lonceng gereja yang disita oleh tentara Amerika Serikat (AS) sebagai rampasan perang lebih dari seabad lalu, diperkirakan akan memulai perjalanan mereka kembali ke Filipina.

Duta Besar Filipina untuk AS, Jose Manuel Romualdez, mengatakan bahwa sebuah upacara militer dijadwalkan berlangsung 14 November mendatang di negara bagian Wyoming.

Dikutip dari News.com.au pada Selasa (13/11/2018), tanggal di atas dipilih sesuai dengan waktu kedatangan tiga bel terkait pada awal Abad ke-20 silam. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan AS Jim Mattis.

"Kami akan memiliki rilis resmi setelah agenda formal itu," katanya kepada jaringan televisi Manila, GMA News.

Mattis memberi tahu Kongres AS pada bulan Agustus tentang rencana Kementerian Pertahanan untuk mengembalikan tiga buah lonceng bersejarah ke Filipina.

Juru bicara kepresidenan Filipina, Salvador Panelo, mengatakan pemerintah menyambut setiap inisiatif pengembalian ketiga lonceng tersebut, yang diambil dari kota Balangiga di Provinsi Samar bagian timur, pada 1901 saat awal kolonisasi AS.

Namun dia mencatat bahwa sampai lonceng diserahkan kepada pemerintah Filipina, pemerintah tidak akan berkomentar banyak.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Tekanan Politik Bertahun-Tahun

Rodrigo Duterte
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (AFP)

Setelah melalui tekanan politik selama bertahun-tahun, Amerika Serikat (AS) akhirnya mengalah untuk memulangkan tiga lonceng gereja ke Filipina.

Menteri Pertahanan AS Jim Mattis telah menyampaikan kepada Kongres bahwa kementeriannya berencana mengembalikan "Lonceng Balangiga" tersebut.

Terlepas dari hubungan akrab dan aliasi militer kuat selama puluhan tahun antara AS dan Filipina, namun masih saja terselip beberapa persoalan yang kerap menganggu kehamornisan kedua negara.

Adapun desakan untuk memulangkan "Lonceng Balangiga" telah diajukan sejak hampir dua dekade lalu, dan kian diperpanas oleh seruan bernada sindiran yang disampaikan oleh Presiden Rodrigo Duterte.

Dua di antara tiga lonceng itu berada di Pangkalan Angkatan Udara AS di negara bagian Wyoming, dan sisa satunya menjadi bagian dari koleksi museum nasional Negeri Paman Sam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya