Bujuk Rayu Pembunuh John Lennon ke Hakim agar Bebas Bersyarat: Saya Malu...

David Mark Chapman mengatakan dia merasa malu karena menembak mati John Lennon pada 1980.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2018, 08:02 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2018, 08:02 WIB
David Mark Chapman, pembunuh John Lennon (New York State Department of Correction)
David Mark Chapman, pembunuh John Lennon (New York State Department of Correction)

Liputan6.com, New York City - David Mark Chapman yang sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup karena menembak mati anggota band legendaris The Beatles John Lennon mengatakan dia merasa "malu dan lebih malu lagi" setiap tahunnya karena tindakannya menembak mati Lennon di luar apartemen sang bintang di New York pada 1980.

Demikian pembicaraan yang diterbitkan untuk umum dari sidang pembebasan lebih awal bagi Chapman yang ke-10 kalinya yang dilakukan bulan Agustus lalu di Wende Correctional Facility, di mana Chapman menjalani hukuman 20 tahun penjara.

Dalam sidang tersebut, Chapman mengungkapkan penyesalannya telah membunuh Lennon. Pihak berwenang kemudian memutuskan untuk tidak menyetujui pembebasannya.

"Tiga puluh tahun lalu, saya tidak bisa mengatakan saya merasa malu, tapi sekarang saya tahu apa artinya malu," kata Chapman, seperti dikutip dari ABC Indonesia, Minggu (18/11/2018).

"Yaitu saat kita menutup muka, saat kita tidak mau untuk meminta apapun." katanya.

Chapman (63) menembak mati John Lennon malam tanggal 8 Desember 1980, beberapa jam setelah Lennon memberikan tandatangan di sebuah album The Beatles kepada Chapman.

Kepada anggota badan yang mempertimbangkan pembebaannya, Chapman mengatakan bahwa dia masih ingat betapa 'hebatnya" John Lennon bersikap kepadanya sebelumnya.

Dia mengatakan dalam pikirannya dia 'berperang" apakah akan menembak Lennon atau tidak.

"Saya sudah terlalu dalam dalam pemikiran saat itu." kata Chapman.

"Saya ingat waktu itu dengan pikiran 'Hey, kamu sudah dapat album yang ditandatangani. Lilhatlah, dia sudah tanda tangan, sekarang pulanglah." Namun saya juga tiadak mau pulang ketika itu."

Dalam sidang itu, Chapman juga mengatakan dia menyadari bahwa apa yang diperbuatnya masih akan tetap menjadi 'pemberitaan' bahkan ketika dia sudah meninggal.

Dalam keputusan penolakan pembebasan, Board of Parole (Badan yang menentukan apakah seorang terpidana bisa dibebaskan atau tidak) mengatakan bila dibebaskan Chapman bisa menjadi masalah bagi keamanan publik karena mungkin dia menjadi sumber balas dendam atau kemarahan atau mungkin sasaran orang yang ingin jadi terkenal.

Chapman bisa mengajukan upaya pembebasan lagi bulan Agustus 2020.

 

Simak video pilihan berikut:

Pembunuhan John Lennon

Warna-warni Semprotan Cat, Hiasi Dinding di Festival Aliados
Mural potret John Lennon saat Festival Aliados di San Jose, Costa Rica (11/3). Acara ini bertujuan untuk memperat hubungan antar negara khusus para seniman mural. (AFP Photo/Ezequiel Becerra)

John Lennon tewas ditembak penggemarnya sendiri, 8 Desember 1980. Legenda musik dunia yang juga pendiri The Beatles itu kehilangan nyawa setelah timah panas menembus tubuhnya.

Ia ditembak lima kali oleh Mark David Chapman di lorong pintu masuk kediamannya di The Dakota, Manhattan, Amerika Serikat. Tubuh John Lennon tumbang setelah empat peluru bersarang di tubuhnya dan tembakan kelima meleset.

Saat penembakan terjadi, John Lennon baru saja kembali dari Record Plant Studio dengan istrinya, Yoko Ono.

John Lennon kritis, tanpa detak jantung. Ia langsung dilarikan ke St. Luke's-Roosevelt Hospital Center untuk mendapatkan perawatan.

Tapi tim dokter berusaha menyelamatkan nyawanya menggunakan berbagai prosedur medis dengan transfusi darah dan pemicu jantung. Sayangnya, John Lennon tak bisa bertahan akibat luka tembak dalam usia 40 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya