Liputan6.com, Jerusalem: Presiden Shimon Peres mengirim pesan perdamaian kepada rakyat Iran dari podium Parlemen Israel atau Knesset, Rabu (8/2). "Kita tidak terlahir sebagai musuh dan tidak perlu bagi kita hidup sebagai musuh," kata Peres dalam pernyataan pada peringatan hari ulang tahun ke-63 Knesset, seperti diwartakan AFP.
"Jangan biarkan bendera permusuhan memberikan bayangan gelap pada warisan bersejarah Anda," katanya. "Bangsa Anda adalah bangsa peka yang mendambakan persahabatan dan perdamaian, bukan konflik atau perang."
Adapun dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Jumat pekan silam, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut Israel sebagai "tumor kanker yang harus dipotong, dan insya Allah bisa terlaksana". "Mulai sekarang dan seterusnya kita akan mendukung setiap kelompok yang memerangi rezim Zionis," kata pemimpin Iran itu.
Spekulasi meningkat dalam beberapa pekan terakhir ini, yang didorong antara lain oleh pernyataan para pejabat di Israel, mengenai kemungkinan serangan militer Israel ke Iran.
Israel dan sejumlah kalangan internasional yakin bahwa program nuklir Iran adalah kedok untuk membuat senjata nuklir. Namun, Teheran membantah tuduhan itu dan bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk kepentingan sipil yang damai.
Israel, yang diyakini sebagai satu-satunya kekuatan nuklir Timur Tengah yang tidak diumumkan, mendukung sanksi keras terhadap Iran. Namun juga menekankan pengambilan pilihan militer untuk menghentikan kegiatan nuklir negara itu.
Sebelum revolusi Islam 1979 yang membawa almarhum Ayatollah Ruhollah Khomeini ke tampuk kekuasaan, Israel dan Iran di bawah pemerintahan Shah memiliki hubungan yang hangat.(ANS/Ant)
"Jangan biarkan bendera permusuhan memberikan bayangan gelap pada warisan bersejarah Anda," katanya. "Bangsa Anda adalah bangsa peka yang mendambakan persahabatan dan perdamaian, bukan konflik atau perang."
Adapun dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Jumat pekan silam, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut Israel sebagai "tumor kanker yang harus dipotong, dan insya Allah bisa terlaksana". "Mulai sekarang dan seterusnya kita akan mendukung setiap kelompok yang memerangi rezim Zionis," kata pemimpin Iran itu.
Spekulasi meningkat dalam beberapa pekan terakhir ini, yang didorong antara lain oleh pernyataan para pejabat di Israel, mengenai kemungkinan serangan militer Israel ke Iran.
Israel dan sejumlah kalangan internasional yakin bahwa program nuklir Iran adalah kedok untuk membuat senjata nuklir. Namun, Teheran membantah tuduhan itu dan bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk kepentingan sipil yang damai.
Israel, yang diyakini sebagai satu-satunya kekuatan nuklir Timur Tengah yang tidak diumumkan, mendukung sanksi keras terhadap Iran. Namun juga menekankan pengambilan pilihan militer untuk menghentikan kegiatan nuklir negara itu.
Sebelum revolusi Islam 1979 yang membawa almarhum Ayatollah Ruhollah Khomeini ke tampuk kekuasaan, Israel dan Iran di bawah pemerintahan Shah memiliki hubungan yang hangat.(ANS/Ant)