5 Faktor Penyebab Mengapa Seseorang Sulit Mengingat Mimpi Usai Bangun Tidur

Terkadang, hal yang membuat kita dilema adalah ketika sudah bangun tidur dan berupaya mengingat alur mimpi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 26 Des 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 26 Des 2018, 20:40 WIB
Mimpi
Ilustrasi mimpi buruk saat tidur (iStockphoto/demaerre)

Liputan6.com, Jakarta - Kebanyakan dari Anda pasti pernah mengalami mimpi saat sedang tidur. Apalagi mimpi seram yang mampu menguras emosi dan umumnya berisi tentang hal-hal yang bersifat memilukan serta membuat bulu kuduk merinding.

Tapi terkadang, hal yang membuat dilema adalah tak bisa menceritakan kembali pengalaman itu ketika bangun tidur. Rasanya sulit untuk mengingat alur mimpi.

Meski mimpi buruk dan amat terasa nyata, ketika hendak bercerita dengan orang terdekat saat bangun tidur, kisah yang dibagikan pun tak utuh. Alasannya, lantaran sulit mengingat kembali bagaimana kejadian di mimpi itu.

Seperti dikutip dari laman Mentalfloss.com, Rabu (26/12/2018), berikut 5 faktor penyebab seseorang sulit mengingat mimpi usai bangun tidur:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Jenis Kelamin

Ilustrasi mimpi buruk (iStock)
Ilustrasi mimpi buruk (iStock)

Rata-rata, wanita akan lebih sering mengingat mimpi daripada pria. Para peneliti tidak tahu persis mengapa, tetapi ahli menyebut jika itu terjadi akibat perbedaan biologis atau hormonal.

Wanita mungkin lebih sadar akan mimpi mereka karena cenderung lebih tertarik pada mimpi secara umum.

 

2. Usia

Ilustrasi Mimpi
Ilustrasi Mimpi (pixabay.com)

Seiring bertambahnya usia, seringkali semakin sulit untuk mengingat mimpi. Kemampuan Anda untuk mengingat mimpi meningkat pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, dan cenderung memuncak pada usia dua puluhan.

Setelah titik itu, orang sering mengalami penurunan secara bertahap dalam ingatan kembali mimpi.

3. Kepribadian

Ilustrasi mimpi (iStock)
Ilustrasi mimpi (iStock)

Sekali lagi, ini sama sekali bukan aturan preskriptif, tetapi tampaknya ada korelasi antara ciri-ciri kepribadian tertentu.

Lebih banyak orang yang berpikiran psikologis cenderung memiliki ingatan impian yang lebih tinggi, dan orang-orang yang lebih praktis dan berfokus secara eksternal cenderung memiliki ingatan yang lebih rendah.

4. Durasi Tidur

Bangun tidur
Ilustrasi bangun tidur (iStockphoto)

Jumlah rata-rata tidur yang didapat seseorang adalah salah satu faktor terpenting yang terkait dengan upaya mengingat mimpi.

Jika Anda hanya tidur empat jam, bukan delapan maka Anda hanya dapat mengingat sekitar 20 persen dari waktu mimpi Anda.

Karena alasan ini, beberapa orang melaporkan lebih banyak mengingat mimpi mereka pada akhir pekan, ketika mereka memiliki kesempatan untuk tidur lebih lama.

5. Aktivitas Otak

20160303-Ilustrasi Insomnia-iStockphoto
Ilustrasi Insomnia atau Susah Tidur (iStockphoto)

Berkat pencitraan otak, para ilmuwan sekarang memiliki gagasan yang lebih baik tentang bagian otak mana yang terkait dengan mimpi.

Bagian dari otak yang memproses informasi dan emosi lebih aktif pada orang yang lebih sering mengingat mimpi-mimpinya, menurut sebuah studi tahun 2014.

Titik ini menuju bagian belakang otak, yang disebut persimpangan temporo-parietal (TPJ), dapat membantu orang lebih memperhatikan rangsangan eksternal. Pada gilirannya, ini dapat mempromosikan sesuatu yang disebut kewaspadaan instrasleep.

Aktivitas yang lebih tinggi di TPJ dan daerah lain di otak yang disebut medial prefrontal cortex (MPFC) mampu mempromosikan pencitraan mental atau penyandian memori mimpi lebih banyak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya