Liputan6.com, Beijing - Aplikasi kencan daring untuk kaum Gay di China bernama Blued menghentikan pendaftaran pengguna baru selama satu pekan.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (8/1/2019), langkah itu ditempuh menyusul berbagai laporan media bahwa beberapa pengguna Blued yang masih di bawah umur terinfeksi virus HIV setelah berkencan dengan pasangan yang ditemui melalui aplikasi jejaring terbesar di dunia untuk komunitas LGBT.
Advertisement
Baca Juga
Komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender atau LGBT marak di China, meski menurut para aktivis, perilaku konservatif dari beberapa kelompok kadang kala memicu tindakan penertiban dari pemerintah.
Majalah finansial Caixin, mengutip riset akademik mengatakan bahwa aplikasi kencan gay sangat popular di kalangan remaja China. Bahkan, mereka sering menggelar siaran langsung streaming.
Laporan itu menambahkan, banyak remaja gay yang melakukan seks tidak aman dengan pasangan yang ditemui melalui aplikasi tersebut dan terinfeksi HIV. Virus HIV menyebabkan AIDS, penyakit penurunan kekebalan tubuh.
Menanggapi laporan tersebut, Blued berjanji meluncurkan "audit konten menyeluruh dan regulasi."
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tindakan Blued
Blued juga akan menindak para pengguna remaja yang mengaku sebagai orang dewasa, serta menertibkan tulisan-tulisan, foto-foto, dan grup-grup yang melibatkan anak di bawah umur.
"Blued selalu melarang para remaja muda untuk masuk dan menggunakan aplikasi," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan dari akun terverifikasi di Weibo, aplikasi Twitter versi China.
Perusahaan itu menambahkan pihaknya sudah mengoperasikan kecerdasan buatan untuk menghapus konten-konten pornografi sejak tahun lalu dan berjanji akan terus mendukung upaya pencegahan AIDS.
Perusahaan yang bermarkas di Beijing tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters, Minggu.
Blued, yang diluncurkan pada 2010 dan mengaku memiliki 40 juta pengguna terdaftar, didukung oleh media milik pemerintah, Beijing News. Aplikasi itu adalah ide mantan polisi yang berhenti dari pekerjaan untuk menjadi mak comblang bagi jutaan pria gay di China.
Advertisement