Liputan6.com, Jakarta - Sejak A.A. Milne menerbitkan cerita Winnie the Pooh pada tahun 1926, karakter beruang bertubuh kuning ini begitu melekat diingatan orang terutama anak-anak dari generasi ke generasi.
Dikutip dari laman Mentalfloss.com, Selasa (29/1/2019), cerita ini lalu diadaptasi dalam sebuah serial kartun dan juga film.
Lalu banyak orang yang bertanya-tanya, mengapa Winnie disebut sebagai Pooh dibandingkan dengan beruang? Jawabannya berawal dari tahun 1920.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Ketika pertama kali diciptakan, Milne telah menentukan nama karakter itu. Bukan Winnie, melainkan Edward Bear.
Penggunaan nama Winnie pertama kali bermula ketika Milne melakukan kunjungan Kebun Binatang London, Inggris. Kala itu, ia melihat ada seekor beruang hitam yang dibawa dari Kanada ke kebun binatang itu.
Ternyata, beruang itu dinamai Winnipeg, sesuai nama kota asalnya. Lalu dari manakah asalnya Pooh?
Pooh sendiri berasal dari nama angsa, sebuah karakter yang sama sekali berbeda dari Winnie the Pooh.
Dalam sebuah buku berjudul When We Were Very Young, Milne menulis sebuah puisi, menceritakan bagaimana sang tokoh utama bernama Christopher Robin akan memberi makan seekor angsa di pagi hari.
Dia memberi tahu bagaimana Christopher Robin memberi angsa nama "Pooh," menjelaskan bahwa "ini adalah nama yang sangat bagus untuk angsa."
Dari situlah Milne menambah nama Pooh ke belakang nama Winnie the Pooh.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jadi Sasaran Sensor di China
Winnie the Pooh juga dikenal sebagai sosok bersahabat. Ia dekat dengan Piglet si babi kecil, Tiger si macan, Rabbit si kelinci, Kanga si kanguru, dan Eeyore si keledai. Hanya Robin temannya yang berujud manusia. Oleh karenanya, pada 1997, PBB menetapkan beruang penggemar madu itu sebagai World's Ambassador of Friendship.
Namun pada pertengahan 2017, Winnie the Pooh tak disukai badan sensor China.
Badan sensor pemerintah China dikabarkan menghapus Winnie the Pooh dari GIF (Graphics Interchange Format) animasi dan sejumlah posting-an di media sosial Sina Weibo dan aplikasi WeChat.
Seperti dikutip dari The Guardian, postingan yang menggunakan gambar beruang itu dan juga karakter Mandarin Winnie the Pooh masih diizinkan di media sosial Weibo pada Senin, 17 Juli 2017. Namun, komentar tentang Little Bear Winnie--nama Winnie the Pooh versi Tiongkok--akan dibalas pesan yang mengatakan "konten tersebut ilegal".
Stiker-stiker Winnie the Pooh juga telah dihapus dari galeri resmi WeChat, tapi GIF yang datang dari pengguna masih tersedia.
Sementara itu, Financial Times melaporkan, baik pemerintah China maupun pihak penyedia platform internet belum memberikan komentar apa pun terkait kabar tersebut.
Namun, sejumlah pengamat menilai tindakan keras itu untuk merespons beredarnya meme internet yang menyamakan Presiden China Xi Jinping dengan Winnie the Pooh, tokoh kartun beruang yang lamban tapi baik hati karya A.A. Milne.
Kemunculan meme tersebut berawal dari 2013, ketika foto Presiden Xi Jinping dan Barack Obama disandingkan dengan gambar Winnie dan rekannya Tiger yang berjalan bersisian.
Tak hanya itu, pada tahun berikutnya giliran foto Presiden Cina bersama Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang disamakan dengan gambar Winnie dan Eeyore si keledai.
Menurut Global Risk Insights, gambar Presiden Xi berdiri di atap mobil disamakan dengan mainan anak-anak bertema Winnie the Pooh menjadi gambar paling disensor pada 2015.
Meme tersebut bahkan memicu pemerintah China menambahkan kata "Winnie the Pooh" dalam daftar hitam pencarian internet.
Partai Komunis yang berkuasa di China sangat sensitif terhadap penggambaran lucu dari pemimpinnya, terutama jelang kongres partai yang dianggap menentukan tahun ini.
Pada Senin ini, sejumlah pengguna media sosial di China menguji sejauh mana pembatasan pada sosok beruang yang sering berkata, "oh, bother" ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginannya.
"Kasihan Winnie kecil," tulis seorang pengguna Weibo soal nasib Winnie the Pooh. "Apa yang dilakukan beruang penyuka madu menggemaskan ini hingga dianggap memprovokasi?"
Advertisement