Liputan6.com, Budapest - Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengingatkan Hongaria untuk waspada terhadap Rusia, karena berpotensi memecah belah Barat.
Pompeo menyatakan pada Senin 11 Februari 2019, tidak akan membiarkan Presiden Vladimir Putin menimbulkan perpecahan di kalangan NATO dan negara sahabat.
Dalam kesempatan yang sama ia mengakui, negaranya belum secara aktif terlibat di Eropa tengah selama ini. Pompeo berharap AS dapat berbuat lebih banyak ke depannya, dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (12/02/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto mengatakan, Amerika keliru jika mengkritik kebijakan Hongaria terhadap Rusia. Sebab negara-negara Eropa lain juga menjalin perjanjian energi dengan Rusia.
Ia juga mengatakan negaranya memenuhi kewajibannya pada negara-negara Barat sebagai anggota Persekutuan NATO.
Hongaria mendapat sebagian besar kebutuhan gasnya dari Rusia. Perusahaan listrik milik negara, Rosatom, terlibat dalam proyek multi miliaran dolar untuk memperluas instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir Hongaria yang menyediakan sebagian besar dari kebutuhan listrik negara itu.
Simak pula video berikut:
Hongaria Bebaskan Pajak
Selain kebijakan energi nasional yang dijalankan dengan bantuan Rusia, Hongaria juga akan menerapkan pembebasan pajak penghasilan untuk penduduk wanita yang memiliki empat anak atau lebih. Hal itu sebagaimana dijanjikan oleh Perdana Menteri Viktor Orbán yang berhaluan populis.
Kebijakan itu dilakukan dalam suatu langkah yang bertujuan meningkatkan populasi penduduk. Orbán mengatakan, memberi kesempatan keluarga Hongaria untuk melahirkan banyak anak justru lebih baik daripada membiarkan masuknya imigran dari negara-negara muslim.
"Di seluruh Eropa, semakin sedikit anak kecil, dan pihak Barat cenderung menginginkan cara instan, dengan membuka pintu kedatangan terhadap arus migrasi," kata Orbán dalam pidato kenegaraan tahunannya, Minggu, 10 Februari 2019.
"Mereka ingin banyak imigran masuk untuk mengisi kekosongan populasi anak-anak. Kami orang Hongaria memiliki cara berpikir yang berbeda. Alih-alih hanya angka, kami menginginkan anak-anak Hongaria. Migrasi bagi kami adalah tanda menyerah," ujarnya berapi-api.
Partai Fidesz, partai yang menaungi Orbán, kembali memenangi pemilu untuk ketiga kalinya tahun lalu, yang utamanya didukung oleh kebijakan anti-migrasi. Perdana menteri Hongaria, bahkan hampir tidak pernah absen dalam menyelipkan pesan kontra imigrasi di setiap pidatonya.
Dia juga menyuarakan harapan bahwa setelah pemilu pada bulan Mei, semua lembaga Eropa akan dikendalikan oleh "pasukan anti-migrasi".
Lebih dari itu, Orbán turut berulang kali menuding investor sekaligus filantropi AS kelahiran Hongaria, George Soros, tengah berbagi peran dengan pihak-pihak yang "menghancurkan Eropa" dengan mempromosikan migrasi massal.
Advertisement