Anwar Ibrahim: Saya Mungkin Akan Memimpin Malaysia Kurang dari Dua Tahun Mendatang

Pemimpin koalisi Pakatan Harapan Anwar Ibrahim mengatakan bahwa dirinya mungkin mengambil alih jabatan Perdana Menteri Malaysia, kurang dari dua tahun mendatang.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 14 Feb 2019, 11:32 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 11:32 WIB
Anwar Ibrahim (tengah) merayakan kemenangannya dalam pemilu sela di Port Dickson, Negeri Sambilan. Ia kini menjadi Anggota Parlemen Malaysia terpilih untuk mewakili wilayah konstituensi Port Dickson (AFP PHOTO)
Anwar Ibrahim (tengah) merayakan kemenangannya dalam pemilu sela di Port Dickson, Negeri Sambilan. Ia kini menjadi Anggota Parlemen Malaysia terpilih untuk mewakili wilayah konstituensi Port Dickson (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Dalam sebuah wawancara terbaru dengan stasiun televisi Bloomberg TV di New York, Amerika Serikat (AS), Anwar Ibrahim mengatakan bahwa dia kemungkinan mengambil alih kursi Perdana Menteri Malaysia dari Mahathir Mohammad, kurang dari dua tahun mendatang.

"Tentu saja ini bukan pemerintahan lima tahun, karena Beliau sudah menjelaskan bahwa pemerintahannya tidak akan lebih dari dua tahun," kata Anwar, pemimpin Partai Keadilan Rakyat, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Kamis (14/2/2019).

"Namun, penting untuk digarisbawahi, bahwa Beliau juga berkemungkinkan memerintah secara efektif (baca: lebih lama) karena kami tengah berada dalam masa yang sangat sulit," tambahnya.

Mahathir Mohamad telah berjanji selama kampanye pemilu Malaysia tahun lalu, mendukung Anwar begitu dia diampuni atas hukuman sodomi yang kontroversial, di mana pernyataan itu keluar sepekan setelah kemenangan oposisi yang mengejutkan, pada bulan Mei.

Dr M yang kini berusia 93 tahun, mengatakan hanya akan memimpin Malaysia selama satu atau dua tahun sejak menang pemilu, dan akan menyerahkan tampuk kekuasaan pada Anwar Ibrahim.

Anwar setuju dan mengatakan bahwa dia berencana untuk bepergian dan menghabiskan waktu bersama keluarganya setelah lebih dari tiga tahun dipenjara.

Sikap publik itu menyudahi puluhan tahun permusuhan di antara keduanya, yakni ketika Mahathir memecat Anwar sebagai wakilnya pada 1998 silam, menyusul perselisihan tentang bagaimana menanggapi krisis keuangan Asia.

Tidak lama kemudian, Anwar dipenjara atas kasus sodomi dan penyalahgunaan kekuasaan, yang terus dibantahnya. Dia mengatakan bahwa tuduhan itu bermotivasi politik.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Tidak Akan Berkompromi dengan Goldman Sachs

Ilustrasi skandal 1MDB Malaysia (AFP PHOTO/Manan Vatsyayana)
Ilustrasi skandal 1MDB Malaysia (AFP PHOTO/Manan Vatsyayana)

Di kesempatan yang sama, Anwar Ibrahim juga mengatakan bahwa Malaysia "tidak akan berkompromi" dalam pembicaraannya dengan Goldman Sachs Group mengenai skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB), dan bahwa bank tersebut "harus memikul tanggung jawab".

"Malaysia memiliki tanggung jawab untuk mengungkap kejahatan yang mungkin dilakukan oleh bank investasi tersebutt," katanya.

Ditambahkan oleh Anwar, bahwa dia tidak yakin apakah Malaysia bisa mendapatkan US$ 7,5 miliar (setara Rp 105 triliun) dari Goldman sebagai kompensasi atas skandal 1MDB.

Malaysia mengajukan tuntutan pidana terhadap bank investasi yang berkeduduk di New York itu pada Desember lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya