Kuak Motif Penembakan Trem di Utrecht, Temuan Surat di Mobil Pelaku Jadi Kunci?

Polisi Belanda menemukan Renault Clio merah, mobil pelarian setelah penembakan di trem Utrecht, termasuk senjata api dan sepucuk surat.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 20 Mar 2019, 04:30 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2019, 04:30 WIB
Tersangka penembakan di trem Utrecht, Belanda. (@POLITIEUTRECHT/Twitter)
Tersangka penembakan di trem Utrecht, Belanda. (@POLITIEUTRECHT/Twitter)

Liputan6.com, Utrecht - Otoritas Belanda mengatakan pada Selasa 19 Maret 2019 bahwa mereka tengah serius menyelidiki kemungkinan motif teroris atas penembakan di trem Utrecht. Penyelidikan termasuk menganalisis temuan barang bukti berupa surat di mobil pelaku.

Polisi menginterogasi tersangka utama kelahiran Turki, Gokmen Tanis, dan dua pria lainnya atas insiden penembakan di trem Utrecht pada Senin 18 Maret. Insiden yang menewaskan tiga orang dan mengakibatkan sejumlah orang terluka.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sebelumnya mengatakan mereka "tidak bisa mengecualikan" motif lain termasuk perselisihan keluarga, tetapi polisi dan jaksa mengatakan pada hari Selasa bahwa penyelidikan condong ke arah terorisme.

"Sejauh ini, motif terorisme sedang dipertimbangkan secara serius. Ini didasarkan pada surat yang ditemukan di mobil pelaku di antara hal-hal lain dan fakta-fakta," kata polisi dan kejaksaan dalam sebuah pernyataan bersama seperti dikutip dari The Telegraph, Rabu (20/3/2019).

"Investigasi kami tidak menemukan hubungan antara tersangka utama dan para korban."

"Tiga orang yang tewas dalam penembakan itu adalah seorang wanita berusia 19 tahun dari Vianen, selatan Utrecht, dan dua pria berusia 28 dan 49 tahun dari Utrecht," sambung pernyataan itu.

Polisi bersenjata menangkap Tanis setelah perburuan delapan jam yang hampir menutup kota terbesar keempat Belanda. Perburuannya juga memicu peningkatan keamanan nasional di bandara dan lokasi-lokasi penting.

Polisi mengatakan mereka telah menemukan Renault Clio merah yang digunakan sebagai mobil pelarian setelah penembakan di trem Utrecht, termasuk senjata api dan sepucuk surat.

"Tanis dan dua pria lainnya berusia 23 dan 27 masih diinterogasi," kata polisi.

Saksikan juga video berikut ini:

 

Dukungan untuk Belanda

Keamanan di Belanda
Polisi militer tambahan dikerahkan di Bandara Schiphol, dekat Amsterdam, Senin (18/3). Pihak keamanan di Belanda meningkatkan keamanan di bandara dan bangunan penting lainnya usai penembakan di Utrecht yang menewaskan 3 orang. (Evert Elzinga/ANP/AFP)

Banyak pelayat meletakkan bunga pada hari Selasa di dekat lokasi serangan  alun-alun 24 Oktoberplein.

"Salah satu korban adalah pacar teman saya. Jadi datang ke sini hari ini adalah yang paling bisa saya lakukan," ujar Marco van Rooijen, 43, kepada AFP.

"Saya di sini untuk memberi penghormatan kepada para korban dan untuk mendukung keluarga mereka," tambah warga setempat, Yvette Koetjeloozekoot.

Bendera berkibar setengah tiang di banyak bangunan di sekitar Belanda.

Sementara itu, angkutan umum telah beroperasi lagi setelah polisi forensik menyelesaikan penyelidikan mereka di tempat kejadian dan mengevakuasi trem tempat penembakan.

Media Belanda melaporkan bahwa tersangka memiliki jejak panjang kriminal dan baru dibebaskan dari penjara dua minggu lalu dengan sejumlah tuduhan.

NOS melaporkan bahwa beberapa orang yang dekat dengannya memiliki hubungan dengan kelompok fundamentalis.

Polisi dan saksi mata mengatakan, tembakan meletus di trem pada Senin pagi, membuat orang-orang melarikan diri dan memicu respons besar polisi.

Sejumlah masjid dan sekolah ditutup di Utrecht setelah pertumpahan darah, petugas bersenjata berat kemudian mengepung sebuah bangunan dan menangkap Tanis.

Dukungan untuk Belanda mengalir dari seluruh dunia termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan: "Amerika mendukung Anda. Kami akan terus melakukan semua yang kami bisa untuk membantu Anda saat tragedi yang mengerikan ini." 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya