4-8-1964: 3 Aktivis di AS Tewas Dibunuh Kelompok Rasis Ku Klux Klan

Agent Biro Investigasi AS (FBI) menemukan tiga aktivis di kawasan rindang dekat kota. Tempat ditemukannya di dekat lokasi terakhir ketiga aktivis tersebut terlihat saksi mata.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 04 Agu 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2019, 06:00 WIB
Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah. (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Hari itu, 4 Agustus 1964, publik Amerika Serikat dikejutkan atas penemuan tiga aktivis hak asasi manusia (HAM) di bendungan dekat Philadelphia, Mississipi, dalam kondisi tewas. Ketiganya dilaporkan telah menghilang sejak enam minggu sebelumnya.

Seperti dimuat BBC, agent Biro Investigasi AS (FBI) menemukan ketiga aktivis tersebut di kawasan rindang dekat kota. Tempat ditemukannya di dekat lokasi terakhir ketiga aktivis tersebut terlihat saksi mata.

Ketiga aktivis tersebut, yakni Michael Schwerner (24), Andrew Goodman (20). Keduanya berasal dari New York. Dan satu aktivis lagi, yakni James Chaney (22) asal Meridian, Mississippi. Mereka adalah anggota organisasi Persamaan Ras CORE yang selama mendedikasikan diri untuk memperjuangkan kesetaraan dan melawan diskriminasi ras.

Sejak ketiganya dilaporkan hilang, aparat kepolisian AS menetapkan kasus ini sebagai kasus yang menjadi prioritas utama untuk diinvestigasi. Untuk itu, FBI menurunkan tim khusus yang dipimpin oleh Inspektur Joseph Sullivan. Kasus ini kemudian diberi kode nama Mississippi Burning.

Jasad Michael Schwerner, Andrew Goodman dan James Chaney kemudian dievakuasi dan diotopsi petugas kedokteran dari kepolisian. Hasil otopsi menunjukkan bahwa para korban ditembak, dan pelaku diduga kuat merupakan anggota kelompok Ku Kluk Klan (KKK).

Sebelum menghilang, ketiga aktivis tersebut tengah melakukan investigasi terhadap aksi pembakaran gereja kulit hitam di Longdale, Neshiba. Dihancurkan karena diduga kuat digunakan sebagai "tempat pendidikan kebebasan" bagi anak keturunan Afrika.

Gereja dibakar pada 16 Juni oleh kelompok KKK yang mencari Pendeta Schwerner, warga berkulit putih yang sangat memberikan perhatian penuh bagi nasib warga kulit hitam.

"Suamiku yang memperjuangkan hal ini, tidak akan mati sia-sia. Kasus pembunuhan negro sebenarnya menjadi hal yang sering terjadi, namun karena kali ini ada orang kulit putih yang juga menjadi korban, maka sekarang jadi heboh," ujar istri Schwerner, Rita.

Pada 13 Oktober 1964, seorang anggota KKK, bernama James Jordan buka suara. Dia mengatakan kepada agen FBI bahwa ia yang menyaksikan langsung aksi pembunuhan terhadap tiga aktivis HAM. Dari keterangan tersebut, aparat menangkap 19 orang.

Kemudian persidangan digelar. Pada 24 Februari 1967, Hakim William Cox menolak 17 dakwaan dari 19 dakwaan yang dikeluarkan jaksa. Kemudian Mahkamah Agung melanjutkan untuk tetap mengadili kembali dakwaan yang sebelumnya ditolak tersebut.

Dari belasan pelaku tersebut, di antaranya yakni Deputi Sheriff Price, yang dihukum penjara 6 tahun. Pemimpin KKK Sam Bowers dan anggota KKK Wayne Roberts dihukum penjara masing-masing 10 tahun.

Kasus diskriminasi dan pembunuhan aktivis ini kemudian diangkat ke layar lebar dalam film berjudul Mississipi Burning pada tahun 1998.

Pengadilan kemudian masi berlanjut di maan pada Juni 2005, seorang pria bernama Edgar Ray Killen (80) dijatuhi hukuman 60 tahun penjara karena berperan merekrut par pembunuh tiga aktivis HAM.

Pada hari yang sama pada tahun 1944, seseorang telah membocorkan kepada Nazi tentang persembunyian Anne Frank dan keluarganya di sebuah gudang rahasia Frank --Secret Annex-- dan keluarga Yahudi lainnya. Mereka ditangkap dan dideportasi ke Auschwitz.

Frank sekeluarga sembunyi di gudang itu bersama keluarga Yahudi lainnya. Makanan dan kebutuhan lainnya dipasok oleh seorang Belanda yang peduli akan nasib mereka. Mereka mulai bersembunyi dari 1942 takut dideportasi, dikembalikan ke Nazi di Jerman.

Sementara, pada 4 Agustus 1961, Barack Obama lahir. Ia menjadi Presiden ke-44 Amerika dan merupakan presiden AS keturunan Afrika pertama di Negara Paman Sam.

Simak video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya