Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Shinzo Abe berupaya menanggulangi jumlah perawan di Jepang yang mengalami peningkatan, artikel ini menjadi yang paling populer di kanal Global Liputan6.com.
Artikel berikutnya mengenai warga Kyoto yang melarang turis untuk berswafoto dengan Geisha.
Kemudian artikel yang paling banyak dibaca lainnya adalah mengenai pernyataan Dubes AS perihal kabar Menhan RI, Prabowo Subianto yang diundang ke Negeri Paman Sam.
Advertisement
Berikut artikel lengkap Top 3 di kanal Global Liputan6.com edisi Rabu (1/11/2019):
1. Jumlah Perawan Meningkat di Jepang, Apa Upaya Pemerintah Shinzo Abe?
Menurunnya hasrat kaum muda berhubungan seksual menjadi tantangan demografis bagi Jepang. Negeri Matahari Terbit itu kini menjadi rumah bagi populasi tertua di dunia dan memiliki angka kelahiran menyusut dan jumlah perawan yang mencengangkan.
Meskipun ada upaya pemerintah untuk mendorong pernikahan dan membesarkan anak, namun banyak hal tidak menjadi tren ke arah yang benar. Jepang mengalami resesi seks.
Advertisement
2. Kesal dengan Kelakuan Turis, Warga Kyoto Larang Swafoto Bareng Geisha
Pihak berwenang di Kyoto, Jepang, melarang segala bentuk praktik yang berkaitan dengan fotografi di beberapa bagian dari kota geisha itu.
Hal tersebut dilakukan di tengah banyaknya keluhan tentang pelecehan dan perilaku buruk wisatawan asing demi mendapatkan hasil swafoto yang menurut mereka sempurna.
3. Kata Dubes Amerika Soal Kabar Prabowo Diundang ke Negeri Paman Sam
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovan menyampaikan rasa hormatnya terhadap proses demokrasi yang telah berlangsung di Indonesia baru-baru ini. Ucapannya tersebut merujuk pada proses pemilihan anggota Kabinet Indonesia Maju hingga dilantik Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
Ia juga menyampaikan, pihaknya siap bekerja sama dengan semua pihak yang berada di dalam kabinet baru Jokowi, termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Selain itu, Donovan menegaskan atas rasa hormatnya terhadap hak asasi manusia yang menjadi landasan atas kebijakan kementerial luar negeri AS.
Penulis: Hugo Dimas
Advertisement