Wabah Virus Corona Picu Harga Beras di Wuhan Melonjak, WNI Cemas

Harga sejumlah bahan pangan di Wuhan, wilayah pertama terdeteksi Virus Corona, dilaporkan melonjak naik. Hal itu membuat banyak orang khawatir, termasuk WNI di sana.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 25 Jan 2020, 18:35 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2020, 18:35 WIB
Beras
Ilustrasi Beras (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Penyebaran Virus Corona baru di Wuhan, China, memberikan dampak nyata bagi perekonomian. Sektor transportasi tentunya terdampak akibat adanya lockdown kota, bidang ritel pun harus menghadapi fakta sepinya perayaan Imlek tahun ini.

Hal lain yang terdampak tentunya sektor pangan. Kondisi kota yang mengalami lockdown dan situasi Imlek membuat banyak toko memutuskan tutup. Pengeluaran untuk membeli beras pun naik.

"Biasanya beli beras itu 40 yuan (Rp 78 ribu) itu bisa jadi 60 yuan (Rp 117 ribu). "Harga beras lumayan tinggi naiknya," ujar Ketua PPI Tiongkok Cabang Wuhan, Nur Mussyafak, kepada Liputan6.com, Sabtu (25/1/2020).

Mahasiswi lain di Wuhan, Siti Mawaddah, mengisahkan kepada Liputan6.com bahwa pemerintah China memang terus menyetok makanan di supermarket, tetapi itu pun cepat habis karena populasi Wuhan yang juga banyak. Pilihan makanannya pun terbatas dan harganya naik.

"Semua stok makanan kayak buah-buahan dan sayur-sayuran semua naik dua kali lipat. Biasanya sayuran kentang itu dua yuan, tapi karena kejadian pengaruh virus ini dan juga memperingati hari Imlek jadi harga-harga sembako itu naiknya dua kali lipat," ujar Siti.

Wanita yang kuliah di Universitas Hubei ini menyebut buah-buahan kini sulit didapatkan. Ikan pun tak bisa dikonsumsi karena dikhawatirkan membawa Virus Corona. Memasak ayam dan telur juga harus benar-benar matang. Masalah lain adalah ketika stok makanan habis, maka Siti cemas untuk pergi ke supermarket.

Pasalnya, Virus Corona Wuhan menyebar lewat kontak fisik. Sementara, supermarket selalu ramai sehingga potensi tertular otomatis meningkat. Pemerintah China pun sebetulnya sudah melarang warga berkumpul di keramaian.

"Soalnya instruksi dari kampus itu tidak membolehkan kita pergi ke tempat yang banyak orangnya seperti pasar," ucap Ketua PPIT Cabang Wuhan Nur Mussyafaq.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Butuh Dukungan Logistik dan Doa

kondisi kota Wuhan
foto: CNN

Pihak Kementerian Luar Negeri dan KBRI Beijing juga sudah berkomunikasi dengan Nur untuk bertanya logistik terkini di Wuhan. Pemerintah pun sedang berunding bagaimana cara terbaik mengirim bantuan makanan.

"Tadi pantauan terakhir di Wuhan logisitiknya sudah menipis. Jadi dari KBRI ada rencana akan mengirim bantuan logistik, tapi sistemnya seperti apa masih kita bahas, soalnya transportasi dari luar Wuhan untuk masuk agak sulit juga. Jadi inginnya dalam bentuk uang atau makanan," jelas Nur.

Ia meminta doa dari masyarakat Indonesia agar WNI di Wuhan bisa selalu sehat dan terus menuntut ilmu. Selain itu, Nur berharap agar keluarga di Indonesia tidak cemas karena aktivitas di Wuhan tetap berjalan seperti biasa. 

"Juga meminta doa kepada masyarakat Indonesia agar virus corona di Wuhan cepat selesai dan mahasiswa semua bisa lanjut next semester," ucapnya.

(1 yuan = Rp 1.960)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya