PM Timor Leste Taur Matan Ruak Mengundurkan Diri di Tengah Kacaunya Situasi Politik

PM Timor Leste mengirimkan surat pengunduran diri ke presiden.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 25 Feb 2020, 16:37 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2020, 16:37 WIB
Presiden Jokowi terima bintang jasa
Presiden Jokowi menerima bintang jasa dari Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak (foto: humas setkab.go.id)

Liputan6.com, Dili - Perdana menteri Timor Leste Taur Matan Ruak telah mengirim surat pengunduran diri kepada presiden pada Selasa 25 Februar 2020, ketika negara kecil Asia Tenggara itu menghadapi ketidakstabilan politik baru setelah runtuhnya koalisi yang mendukungnya di parlemen.

Perdana menteri telah berulang kali gagal mendapatkan pengesahan anggaran untuk tahun 2020, setelah partai terbesar dalam koalisinya, partai Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor Leste (CNRT) pahlawan kemerdekaan Xanana Gusmao, menarik dukungan.

"Saya telah mengirim surat (pengunduran diri) kepada presiden," Taur Matan Ruak, yang menggunakan nama populer alih-alih nama kelahirannya Jose Maria de Vasconcelos, mengatakan kepada wartawan setelah bertemu dengan Presiden Francisco Guterres.

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (25/2/2020), Ruak mengatakan dia siap untuk tetap menjabat sampai pengunduran dirinya diterima "untuk menjamin kegiatan pemerintah di negara kita".

Dia telah didukung oleh koalisi tiga partai, Aliansi Perubahan untuk Kemajuan (AMP), yang memenangkan 34 dari 65 kursi untuk diperebutkan dalam pemilihan parlemen pada Mei 2018, negara kelima sejak kemerdekaan dari Indonesia pada tahun 2002.

Tetapi sesekali ada jalan buntu politik dan ketegangan yang meningkat setelah presiden, yang merupakan anggota partai oposisi Fretilin, menolak beberapa menteri yang diusulkan oleh Gusmao, karena tuduhan korupsi.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Pemerintahan Baru

Perbatasan Timor Leste
Perbatasan Indonesia-Timor Leste.

Pada hari Sabtu, Gusmao, presiden pertama Timor Lorosa'e dan mantan perdana menteri, mengumumkan koalisi enam partai baru yang mengendalikan 34 kursi tanpa partai Ruak yang menurutnya akan mempersiapkan pembentukan pemerintahan baru.

"Ini diatur untuk menyelesaikan kebuntuan politik saat ini," katanya dalam konferensi pers, "Keenam partai politik ini bertemu untuk bersatu guna melanjutkan dan membentuk pemerintahan baru."

Demokrasi termuda di Asia telah dilanda ketidakstabilan politik dalam beberapa tahun terakhir, menghambat upaya untuk mengurangi kemiskinan, memberantas korupsi dan mengembangkan sumber daya minyak dan gas yang kaya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya