Liputan6.com, Jakarta - Gunung berapi aktif Indonesia yang baru-baru ini bergemuruh, Anak Krakatau, terlihat dari angkasa luar.
Satelit Landsat 8, upaya bersama NASA dan US Geological Survey, mengambil foto letusan terbaru Anak Krakatau itu pada Senin 13 April 2020.Â
Advertisement
Dalam potret tersebut, seperti dikutip dari Space.com, Jumat (17/4/2020), terlihat erupsi Anak Krakatau mengirim gumpalan abu dan uap air yang mengepul ke langit tropis dan aliran lava mengalir deras ke perairan pirus sekitarnya.
"Gambar warna alami dilapisi oleh data inframerah yang dikumpulkan oleh salah satu instrumen Landsat 8. Pengukuran inframerah menyoroti titik panas yang mungkin merupakan batuan cair," tulis peneliti NASA Earth Observatory Kathryn Hansen dalam deskripsi foto.
Anak Krakatau berada di Selat Sunda antara pulau-pulau besar di Indonesia, Jawa dan Sumatra.
Nama gunung berapi ini diterjemahkan sebagai "anak Krakatau," dan untuk alasan yang baik. Dahulu pada tahun 1927, pulau itu bangkit dari kaldera yang diciptakan oleh letusan Krakatau pada tahun 1883 (juga dikenal sebagai Krakatoa), yang menewaskan 36.000 orang dan langit gelap di seluruh dunia selama beberapa tahun.
Untungnya, Anak Krakatau belum melepaskan apa pun pada skala itu. Tetapi, gunung berapinya terdeteksi cukup aktif baru-baru ini.
"Gunung berapi itu (Anak Krakatau) telah menunjukkan ledakan kecil ini secara berkala selama beberapa tahun terakhir," tutur Verity Flower, seorang ahli vulkanologi yang berbasis di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland, mengatakan kepada Hansen.
"Namun, gunung itu juga dapat menampilkan aktivitas yang lebih merusak seperti letusan pemicu tsunami."
Salah satu letusan seperti itu terjadi pada 22 Desember 2018; Tsunami yang dihasilkan menewaskan ratusan orang.
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Disorot Media Asing
Gunung Anak Krakatau kembali erupsi. Peristiwa ini terjadi pada Jumat malam, 10 April 2020 kemarin.
Aplikasi Magma Indonesia, magma.vsi.esdm.id menyebut aktivitas seismik ditandai dengan erupsi tremor yang terjadi terus menerus.
Sementara itu, dari pos pemantau melaporkan abu berwarna hitam dan abu yang keluar dari puncak Gunung Anak Krakatau bergerak ke timur dengan ketinggian sekitar 500 meter dari dasar kawah.
Hingga Sabtu 11Â April 2020 pagi, pukul 05.44 WIB, erupsi masih terjadi.
"Letusan terjadi hingga pagi ini," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani kepada Liputan6.com di Jakarta.
Saat ini status Gunung Anak Krakatau berada pada level II atau waspada.
Sejumlah media asing menyorot peristiwa tersebut.
"Eruption at Indonesian volcano Krakatoa," tulis judul berita yang dipublikasikan Newshub.co.nz dari Selandia Baru.
Situs digital surat kabar ternama Selandia Baru, Nzherald.co.nz menulis "Krakatoa volcano Anak Krakatau erupts in Indonesia."
Website Australia, 9news.com.au, menulis "Famous Krakatoa volcano erupts in Indonesia."
"The volcanic island is currently reporting episodes of 'large magmatic eruption', meaning that the volcano is continuing to produce magma and lava, as well as sending ash into the air in a cloud as high as 15km," menurut situs berita itu.
Situs surat kabar Inggris, dailymail.co.uk, menulis judul berita "Krakatoa volcano erupts 'spewing plumes of ash several kilometres into the air' - as people hear a loud boom 150km away in Jakarta."
Gunung Anak Krakatau erupsi sejak kemarin malam, pukul 22.35 WIB. Erupsi Gunung Anak Krakatau melontarkan kolom abu hingga 500 m di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah utara.
Erupsi Gunung Anak Krakatau terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi ± 38 menit 4 detik.
Â
Advertisement