Liputan6.com, Samudra Pasifik - 51 tahun yang lalu terjadi sejarah penting dalam dunia eksplorasi luar angkasa. Tiga astronaut Amerika Serikat, Dr Edward Gibson, Letnan Kolonel Gerald Carr, dan Letnan Kolonel William Pogue, berhasil kembali ke Bumi dengan selamat setelah menjalani misi terlama di luar angkasa. Mereka membuktikan bahwa manusia mampu bertahan hidup di luar angkasa dalam jangka waktu lama.
Berdasarkan laporan yang dikutip dari BBC On This Day Sabtu (8/2/2025), ketiganya menghabiskan 85 hari di stasiun luar angkasa Amerika, Skylab, yang mengorbit Bumi pada ketinggian 270 mil. Misi ini menjadi penerbangan luar angkasa berawak terakhir NASA untuk dekade itu sekaligus misi ketiga dan terakhir ke Skylab.
Advertisement
Baca Juga
Setelah misi ini, Skylab akan ditinggalkan dan menjadi puing luar angkasa. Diperkirakan, stasiun ini akan terbakar saat memasuki atmosfer Bumi dalam waktu sekitar 11 tahun.
Advertisement
Para astronaut mendarat di Samudra Pasifik setelah menempuh perjalanan lima jam dari luar angkasa. Meski terjadi kebocoran pada salah satu dari dua pendorong kapsul pendaratan, mereka tetap mendarat sesuai rencana. Dr Gibson keluar dari kapsul Apollo yang hangus terbakar akibat gesekan atmosfer sambil berkata, "Saya merasa luar biasa
Selama misi, ketiga astronaut berhasil mengatasi berbagai tantangan hidup di luar angkasa, seperti kondisi tanpa gravitasi. Mereka melakukan eksperimen dengan pola makan dan rutinitas olahraga baru untuk mengurangi dampak perubahan pada otot, darah, dan tulang yang biasa dialami kru luar angkasa.
Meskipun mereka membutuhkan beberapa minggu untuk pulih sepenuhnya setelah perjalanan tiga bulan tersebut, para astronaut mulai menyesuaikan diri dengan gravitasi Bumi di kapal perang USS New Orleans yang menjemput mereka di lepas pantai San Diego.
Para ilmuwan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menganalisis 20.000 foto dan 19 mil rekaman suara yang dibawa para astronaut dari misi ini.
Setahun setelah sekembalinya astronaut pada 8 Februari 1974, NASA berencana meluncurkan misi gabungan AS-Soviet, Apollo-Soyuz Project, yang akan menjadi penggunaan terakhir teknologi roket yang sebelumnya digunakan untuk mendaratkan Apollo di Bulan dan meluncurkan Skylab.
Sejak dimulai 15 tahun sebelum 1974, petualangan luar angkasa NASA telah menghabiskan biaya jutaan dolar. Babak baru eksplorasi luar angkasa akan dimulai pada 1980-an dengan peluncuran pesawat ulang-alik yang dapat digunakan kembali.
Selain membuktikan kelangsungan hidup manusia di luar angkasa, misi Skylab juga menunjukkan pentingnya peran manusia dalam pengumpulan data ilmiah. Setelah para astronaut kembali ke Bumi, pengendali misi di Bumi melakukan berbagai uji coba teknis untuk mengetahui penyebab kegagalan sistem sebelumnya.
Skylab kemudian ditempatkan dalam kondisi stabil dengan semua sistem dimatikan. Namun, stasiun luar angkasa ini jatuh ke Bumi lebih cepat dari yang diperkirakan, yaitu pada 11 Juli 1979, akibat peningkatan aktivitas matahari. Skylab jatuh di antara Australia Barat dan Samudra Hindia bagian tenggara.
Saat itu, rekor penerbangan luar angkasa terlama dipegang oleh astronaut Rusia, Valeriy Polyakov, yang menghabiskan lebih dari 437 hari di stasiun luar angkasa Mir pada 1995.