Brasil Akan Jadi Tempat Uji Coba Vaksin Virus Corona COVID-19

Uji coba vaksin Virus Corona COVID-19 akan dilakukan di Brasil.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 08 Jul 2020, 10:39 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2020, 10:30 WIB
Suku Pedalaman Brasil Jalani Tes Covid-19
Masyarakat pribumi menunggu giliran untuk melakukan konsultasi medis di Negara Bagian Roraima, Brasil (30/6/2020). Tim medis militer Brasil menyediakan perawatan medis bagi masyarakat pribumi mulai 30 Juni hingga 5 Juli, termasuk tes COVID-19. (Xinhua/Lucio Tavora)

Liputan6.com, Rio de Jenairo - Brasil saat ini tengah berjuang melawan Virus Corona COVID-19, tetapi juga berada di ujung tombak pengembangan vaksin dengan uji coba skala besar dan produksi jutaan dosis.

COVID-19 menyebar dengan cepat di seluruh negara Amerika Latin - sebuah situasi yang digarisbawahi ketika Presiden Jair Bolsonaro dinyatakan positif pada Selasa 7 Juli dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk menguji efisiensi vaksin. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (8/7/2020). 

Brasil, yang merupakan produsen global utama untuk vaksin demam kuning, terkenal karena keahliannya dalam vaksin yang diproduksi dalam skala besar di lembaga-lembaga publik.

Para pemimpin untuk dua proyek vaksin untuk Virus Corona baru paling maju saat ini yaitu satu dari Universitas Oxford, dalam kemitraan dengan laboratorium AstraZeneca, dan satu dari China Sinovac. Keduanya akan melakukan tes Fase Tiga, yang terakhir sebelum obat disetujui dan dilakukan uji coba pada ribuan sukarelawan Brasil.

Untuk saat ini, baru ada tiga proyek vaksin di dunia yang telah mencapai Fase Tiga.

Dan Brasil juga tidak akan berubah: kedua proyek memiliki perjanjian transfer teknologi yang akan memungkinkan negara untuk memproduksi vaksin sendiri, jika tes terbukti konklusif.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Alasan Dipilihnya Brasil

Suku Pedalaman Brasil Jalani Tes Covid-19
Pekerja medis melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap masyarakat pribumi di Negara Bagian Roraima, Brasil (30/6/2020). Tim medis militer Brasil menyediakan perawatan medis bagi masyarakat pribumi mulai 30 Juni hingga 5 Juli, termasuk tes COVID-19. (Xinhua/Lucio Tavora)

"Brasil adalah tempat pengujian yang baik karena virusnya masih sangat ada di sana, dan ada berbagai karakteristik epidemiologis" di seluruh negeri," ujar Margareth Dalcomo, seorang peneliti di FIOCRUZ, organisasi penelitian yang akan membantu memproduksi vaksin Oxford.

"Semakin banyak sukarelawan yang terpapar virus, semakin besar peluang untuk dengan cepat membuktikan efisiensi vaksin," kata Sue Ann Costa Clemens, seorang peneliti di Universitas Federal Sao Paulo (UNIFESP), yang bertugas melakukan tes untuk Oxford.

"Jika kami berhasil merekrut sukarelawan ini sementara kurva masih naik, kami berharap untuk mendapatkan hasil secepatnya, paling cepat November," tambah Clemens, yang juga kepala Institute for Global Health di University of Sienna, di Italia.

Tes Fase Tiga untuk vaksin dimulai pada bulan Juni di Brasil, juga di Inggris dan Afrika Selatan.

"Jika tes tersebut meyakinkan, vaksin dapat didaftarkan di Inggris pada akhir tahun ini dan di negara-negara lain, termasuk Brasil, pada awal 2021," Clemens menambahkan, mencatat bahwa pendaftaran di Brasil harus lebih mudah dan lebih cepat.

Sebagai bagian dari perjanjian dengan Oxford dan AstraZeneca, pemerintah Brasil akan menginvestasikan dana hingga US $ 127 juta untuk memungkinkan FIOCRUZ memperoleh teknologi dan peralatan untuk menghasilkan jumlah awal 30,4 juta dosis selama fase percobaan.

Jika vaksin melewati uji klinis, Brasil akan berhak untuk menghasilkan 70 juta dosis tambahan dengan perkiraan biaya masing-masing US $ 2,30.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya