Pemburu Harta Karun di Skotlandia Temukan Pedang Kuno Berusia 3.000 Tahun

Pemburu harta karun ini menemukan salah satu artefak penting di Skotlandia.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2020, 12:13 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2020, 12:04 WIB
Potret Pekerja Pemotongan Kapal Tua di Cilincing
Pekerja memegang rantai berkarat di tempat pemotongan kapal tua di Cilincing, Jakarta, Kamis (13/2/2020). Proses daur ulang ini dilakukan dengan cara memotong kapal menjadi bagian-bagian kecil yang kemudian dijual sebagai besi tua. (Xinhua/Agung Kuncahya B.)

Liputan6.com, Edinburgh - Seorang pencari harta karun amatir menemukan sebuah artefak perunggu yang telah ditimbun dalam waktu lama di Skotlandia. Benda kuno tersebut adalah pedang berusia 3.000 tahun, ujar salah satu pihak berwenang pada 10 Agustus 2020. 

Pria pendeteksi logam, Mariusz Stepien mengatakan dia "gemetar karena bahagia" ketika menemukan artefak pedang berusia ribuan tahun itu pada bulan Juni lalu. Benda kuno tersebut ditemukan di sebuah lapangan dekat Desa Peebles, sekitar 36 kilometer selatan Edinburgh.

"Saya pikir belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya, dan merasa sejak awal bahwa ini mungkin sesuatu yang spektakuler, dan saya baru saja menemukan bagian besar dari sejarah Skotlandia," kata Stepien seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (12/8/2020).

Stepien dan teman-temannya kemudian menghubungi Treasure Trove pemerintah Skotlandia, dan berkemah di lapangan selama 22 hari dengan para arkeolog yang menemukan artefak lainnya.

Artefak lain yang ditemukan adalah tali kekang kuda lengkap, gesper, cincin, ornamen, pedang yang masih ada di sarungnya dan tutup gandar dari kereta.

Saksikan Juga Video Berikut Ini:

Temuan Masuk ke Museum

Ilustrasi Museum
Ilustrasi Museum (pixabay.com)

Temuan mereka kini masuk di National Museums Collection Center di Edinburgh. 

Emily Freeman, kepala Treasure Trove, mengatakan itu adalah "penemuan penting secara nasional, karena merupakan lokasi zaman perunggu kedua yang pernah digali di Skotlandia. 

"Ini adalah kesempatan luar biasa bagi kami untuk tidak hanya memulihkan artefak perunggu, tetapi juga bahan organik," katanya. "Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menilai artefak dan memahami mengapa mereka disimpan."

 Reporter: Yohana Belinda

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya