Siap Debat Pilpres AS 2020, Joe Biden Akan Jadi Pemeriksa Fakta Donald Trump

Donald Trump dan Joe Biden dijadwalkan berhadapan dalam tiga acara debat, yakni 29 September, 15 Oktober, dan 22 Oktober.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2020, 12:27 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2020, 12:27 WIB
Joe Biden dan Kamala Harris
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Harris melepaskan masker saat berbicara di atas podium di Alexis Dupont High School di Wilmington, Rabu (12/8/2020). Keduanya tampil perdana di depan publik sebagai pasangan capres-cawapres. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi berpendapat tidak perlu ada acara debat calon presiden antara Joe Biden versus Donald Trump dalam Pilpres 2020. Namun, Joe Biden yang diusung Partai Demokrat menolak usulan itu.

"Saya akan berdebat dengan dia, saya akan menjadi pemeriksa fakta di panggung itu sementara berdebat," kata Joe Biden seperti dilansir VOA, Jumat (28/8/2020).

Mantan wapres era Presiden Barack Obama itu menambahkan, "Saya berpendapat setiap orang tahu orang ini punya kecenderungan patologis untuk tidak jujur."

Donald Trump dan Joe Biden dijadwalkan berhadapan dalam tiga acara debat, yakni 29 September, 15 Oktober, dan 22 Oktober.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 


Usulan Nancy Pelosi

Ketua DPR AS Robek Naskah Pidato Kenegaraan Donald Trump
Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi merobek naskah pidato kenegaraan Presiden Donald Trump dalam Kongres di Capitol Hill, Washington, Selasa (4/2/2020). Pelosi adalah salah satu tokoh terdepan di balik proses pemakzulan yang dilayangkan kepada Trump. (AP Photo/Alex Brandon)

Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi meminta agar capres Joe Biden menolak berbedat dengan Donald Trump di pilpres 2020. Nancy berkata Donald Trump tak bisa berpegang pada fakta. 

"Saya pikir seharusnya tidak ada debat," ujar Nancy Pelosi dalam konferensi pers mingguan di Capitol Hill pada Kamis 27 Agustus. 

Nancy Pelosi berkata Presiden Donald Trump tidak berpegang pada "kebenaran, bukti, data, dan fakta."

Pelosi dan Biden sama-sama anggota Partai Demokrat.

Sebelumnya, ahli strategi Partai Demokrat juga sempat menyarankan agar Joe Biden tidak mendebat Donald Trump. Gagasan itu menuai kontroversi, namun istri Joe Biden, yakni Jill Biden, menegaskan suaminya tetap ikut debat. 

Penasihat kampanye Donald Trump, Tim Murtaugh, mengirimkan pernyataan ke media bahwa Joe Biden tidak mau berdebat karena tak bisa membela kebijakan-kebijakan radikal kiri yang ia adopsi.

Selama ini kubu Donald Trump selalu menyerang kapasitas intelektual Joe Biden. Beberapa kali tim kampanye Donald Trump menampilkan video Joe Biden sedang melantur ketika berbicara. 

Joe Biden yang berusia 77 tahun menolak untuk mengikuti tes kognitif. Jika Joe Biden menang pilpres AS, maka ia akan menjadi presiden tertua AS dalam sejarah.

Debat capres AS akan dimulai pada 29 September mendatang di Cleveland, Ohio. 


Serangan Demokrat ke Donald Trump

Joe Biden dan Kamala Harris
Calon Wakil Presiden Partai Demokrat, Kamala Harris mendengarkan Joe Biden selama acara kampanye di Alexis Dupont High School di Wilmington, Delaware, Rabu (12/8/2020). Acara itu menjadi penampilan perdana keduanya di depan publik sebagai pasangan capres-cawapres. (AP Photo/Carolyn Kaster)

67 hari jelang pemilihan presiden AS, Partai Demokrat terus menyerang Trump terkait dengan tanggapan pemerintahannya terhadap pandemi Virus Corona COVID-19, yang telah menewaskan 180 ribu orang di Negeri Paman Sam. Jumlah kematian akibat COVID-19 di AS adalah yang terbesar di dunia.

Dalam sebuah pidato yang paling keras dari pihak oposisi, pasangan Joe Biden, Senator Kamala Harris dari California, mengatakan, sementara ancaman virus semakin besar, Donald Trump duduk saja. Hal itu merupakan keputusan yang membawa bencana.

Kata Harris, Trump gagal total untuk melaksanakan tugas paling mendasar seorang Presiden, yakni melindungi rakyat Amerika.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya