Liputan6.com, Yangon- Seorang jurnalis Myanmar digrebek di rumahnya dan ditahan oleh militer. Militer Myanmar telah meningkatkan penggunaan kekerasan setelah berusaha meredakan aksi-aksi protes yang menuntut diakhirinya kudeta.
Polisi juga mengeluarkan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam untuk membubarkan massa. Para jurnalis kini berisiko mendapat penangkapan oleh polisi dan tentara, karena berusaha mengabadikan suasana demonstrasi.
Diketahui, sejumlah jurnalis telah ditangkap di Myanmar dalam beberapa hari terakhir, termasuk seorang fotografer Associated Press di Yangon.
Advertisement
Pada Senin 1 Maret malam, seorang reporter Suara Demokratik Burma (DVB) menyiarkan secara langsung serangan di gedung apartemennya di wilayah kota Myeik di mana ia meminta bantuan dari penontonnya. Beberapa jam kemudian, di Twitter, DVB mengatakan bahwa reporter Kaung Myat Hlaing telah ditangkap di kediamannya oleh pasukan keamanan.
"DVB tidak tahu ke mana dia dibawa, dan otoritas militer mana yang membawanya," kata DVB dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (2/3/2021).
Ditambahkannya juga bahwa Kaung Myat Naing melaporkan terkait tindakan kekerasan militer pada akhir pekan lalu di Myeik, serta demonstrasi yang berlangsung pada Senin 1 Maret.
Suara ledakan keras juga kerap terdengar, selama siaran langsung yang dilakukan Kaung Myat Naing.
"Jika Anda menembak seperti ini, bagaimana saya akan turun?" dia berteriak pada pasukan keamanan di luar.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
Sekilas Mengenai DVB
DVB, yang merupakan sebuah kantor terkenal di Myanmar, memulai sebagai media asing di masa junta sebelumnya.
Kantor berita itu diketahui kerap menyiarkan laporan tanpa sensor di TV dan radio.
DVB pindah ke Myanmar pada tahun berikutnya, setelah diktator militer sebelumnya melonggarkan cengkeramannya pada 2011.
Mereka pun menuntut militer membebaskan Kaung Myat Naing, serta para jurnalis lainnya yang ditahan sejak kudeta pada 1 Februari lalu.
"Mereka semua melakukan pekerjaan profesional mereka sebagai jurnalis," kata DVB.
Advertisement