Polisi Tembaki Pengunjuk Rasa Kudeta Militer Myanmar, 10 Orang Tewas

Sebanyak sepuluh orang menjadi korban dari penembakan yang dilakukan oleh polisi Myanmar.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 28 Feb 2021, 20:10 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2021, 19:57 WIB
Polisi tangkap pengunjuk rasa anti kudeta militer Myanmar
Polisi menangkap seorang pria saat pengunjuk rasa ikut serta dalam unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Sabtu (27/2/2021). Negara itu diguncang gelombang protes pro-demokrasi sejak kudeta militer Myanmar menggulingkan kekuasaan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. (Sai Aung Main/AFP)

Liputan6.com, Yangon - Polisi telah menembaki pengunjuk rasa di Myanmar hingga menewaskan sedikitnya 10 orang, kata petugas medis. Ini menjadi hari paling mematikan sejak unjuk rasa menentang kudeta militer di negara itu dimulai.

Mengutip BBC, Minggu (28/2/2021), kematian dilaporkan di Yangon, Dawei dan Mandalay, karena polisi menggunakan peluru tajam, peluru karet dan gas air mata.

Pasukan keamanan memulai penumpasan dengan kekerasan pada hari Sabtu, setelah berminggu-minggu protes damai menentang pengambilalihan militer yang terjadi pada 1 Februari.

Para pemimpin pemerintah, termasuk Aung San Suu Kyi, digulingkan dan ditahan.

Rekaman media sosial sejak hari Minggu menunjukkan pengunjuk rasa melarikan diri ketika polisi menuduh mereka, penghalang jalan sementara didirikan, dan beberapa orang dibawa pergi dengan berlumuran darah.

Tindakan keras polisi meluas pada hari Minggu ketika para pemimpin kudeta berusaha untuk membatalkan kampanye pembangkangan sipil yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.  

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Korban Tewas Masih Bisa Bertambah

Polisi tangkap pengunjuk rasa anti kudeta militer Myanmar
Polisi menangkap seorang pria saat pengunjuk rasa ikut serta dalam unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Sabtu (27/2/2021). Negara itu diguncang gelombang protes pro-demokrasi sejak kudeta militer Myanmar menggulingkan kekuasaan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. (Ye Aung THU/AFP)

Aktivis, dokter dan pekerja medis mengatakan kepada BBC bahwa sedikitnya 10 orang telah tewas pada hari Minggu.

Angka dalam laporan media sosial yang belum diverifikasi jauh lebih tinggi, dalam beberapa kasus lebih dari 20.

Puluhan lainnya dikatakan terluka.

Setidaknya empat orang tewas di kota terbesar, Yangon , saat polisi menembakkan peluru, granat kejut, dan gas air mata.

Para pengunjuk rasa tetap menentang. 

"Jika mereka mendorong kami, kami akan bangkit. Jika mereka menyerang kami, kami akan bertahan. Kami tidak akan pernah berlutut," kata Nyan Win Shein kepada Reuters.

Pengunjuk rasa lainnya, Amy Kyaw, mengatakan kepada AFP: "Polisi mulai menembak begitu kami tiba. Mereka tidak mengatakan sepatah kata pun peringatan. Beberapa terluka dan beberapa guru masih bersembunyi di rumah tetangga." 

Sementara itu, beberapa demonstran digiring pergi dengan mobil polisi.


Infografis Kudeta Militer di Myanmar:

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya