Partai PM Narendra Modi Kalah Pemilu di Bengal Barat

Pemilu India digelar di tengah tsunami COVID-19. Bengal Barat merupakan daerah yang penting.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Mei 2021, 10:59 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2021, 07:30 WIB
FOTO: Berjuang Lawan Corona, Warga India Nyalakan Lilin hingga Obor
Perdana Menteri India Narendra Modi menyalakan lampu minyak untuk menandai perjuangan melawan pandemi virus corona COVID-19 di New Delhi, India, Minggu (5/4/2020). Modi mengatakan aksi ini akan menghilangkan kegelapan yang diciptakan oleh COVID-19. (Twitter via AP)

Liputan6.com, Kolkata - Partai Perdana Menteri India Narendra Modi, Bharatiya Janata Party (BJP), gagal memenangkan pemilu di Bengal Barat. Wilayah tersebut adalah target vital, namun berhasil dipertahankan oleh oposisi. 

Laporan BBC, Senin (3/5/2021), pemenang di Bengal Barat adalah partai All India Trinamool Congress (AITC) yang merupakan rumah dari Mamata Banerjee, sosok yang gencar mengkritik PM Modi.

Ada lima negara bagian yang ikut pesta pemilu yang digelar akhir Maret-April 2021, yakni Assam, Kerala, Puducherry, Tamil Nadu, dan Bengal Barat. Pemilu ini untuk memilih anggota parlemen.

Berdasarkan data ECI via Nielsen, BJP hanya menang besar di negara bagian Assam dengan 60 kursi. Jumlah itu belum cukup untuk merah mayoritas 64 kursi.

Di Bengal Barat, AITC menang 213 kursi dan partai Modi meraih 77 kursi. AITC menjadi mayoritas.

AITC dipimpin oleh politisi wanita Mamata Banerjee. Ia berjanji akan berusaha menuntaskan COVID-19.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Di Tengah Tsunami COVID-19

Aktivitas Krematorium Saat Gelombang Kedua Corona di India
Kerabat dan staf membawa jenazah korban virus corona di Krematorium Nigambodh Ghat, di tepi sungai Yamuna, New Delhi, Kamis dinihari (22/4/2021). Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan India tengah menghadapi ‘badai’ virus COVID-19 yang mengacaukan sistem kesehatan negara itu. (Sajjad HUSSAIN/

Kampanye akbar yang digelar di pemilihan ini disinyalir ikut menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di India. 

Komisi Pemilu India melarang pesta kemenangan di daerah-daerah itu usai diterjang kritikan karena membiarkan adanya kampanye masif di tengah gelombang kedua COVID-19.

Pengadilan Tinggi Madras, ibu kota Tamil Nadu, bahkan menyebut Komisi Pemilu harus dijerat pasal pembunuhan karena membiarkan pelanggaran protokol. Pihak komisi lantas mengadu ke tingkat pengadilan yang lebih tinggi karena tersinggung atas komentar Madras.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 19,5 juta kasus COVID-19 di India.

Infografis COVID-19:

Infografis Varian B117 Covid-19 Seperti di India Sudah Masuk Indonesia
Infografis Varian B117 Covid-19 Seperti di India Sudah Masuk Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya