Musik Bisa Membantu Anda Melewati Pandemi COVID-19, Begini Cara Kerjanya

Penelitian di Jerman mengungkap bagaimana musik telah membantu orang mengatasi stres emosional selama lockdown akibat COVID-19.

diperbarui 01 Agu 2021, 08:01 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2021, 08:01 WIB
Terapi Musik
Ilustrasi Terapi Musik Credit: pexels.com/Andrea

, Jakarta - Menurut sebuah penelitian di Jerman, musik berperan membantu orang mengatasi stres emosional selama lockdown akibat COVID-19.

Sejatinya pengaruh musik pada otak dan tubuh telah menjadi bidang penelitian yang terus berkembang selama beberapa dekade. Sudah lama terbukti bahwa musik dapat memicu perasaan bahagia, dan temuan itu sudah digunakan dalam berbagai bentuk terapi. Musik juga bisa memperlambat detak jantung dan menenangkan.

Institut Max Planck untuk Estetika Empiris di Jerman kini menerbitkan hasil penelitian yang diberi judul "Nada-nada Viral" yang meneliti perilaku mendengarkan musik selama pandemi Virus Corona COVID-19.

"Selama lockdown, bukan musiknya melainkan interaksi sadar dengan musik yang sangat penting dalam mengatasi situasi ini," kata Melanie Wald-Fuhrmann, direktur departemen musik Institut Max Planck kepada DW yang dikutip Sabtu (31/7/2021).

"Banyak responden mendengarkan musik sendirian dan, tidak seperti sebelumnya, tidak melakukan hal lain di samping itu."

Untuk penelitian ini, para peneliti menyurvei 5.000 responden dari enam negara yang tersebar di tiga benua selama masa lockdown COVID-19 pertama, dari April hingga Mei 2020. Responden berasal dari Jerman, Prancis, Inggris, Italia, India, dan Amerika Serikat. Mereka diwawancara secara online tentang pengalaman mereka dengan musik selama krisis.

Musik Melawan Stres

Lebih dari separuh responden mengatakan mereka mendengarkan musik untuk mengatasi stres emosional dan sosial. Dalam situasi ekstrem, kita biasanya beralih ke orang-orang tersayang, tapi ini tidak mungkin dilakukan selama lockdown, jelas Melanie Wald-Fuhrmann.

Musik berkontribusi untuk mengisi kekosongan emosional ini, dengan kemampuannya menenangkan, tambahnya. "Seringkali dalam lirik, pesan langsung dialamatkan dengan kata 'kamu' atau 'kita', ini yang membuat pendengar merasa disertakan sebagai individu."

Isolasi sosial, ancaman pengangguran, belajar dari rumah: Sejumlah penelitian di seluruh dunia telah menunjukkan bahwa pandemi berdampak pada orang-orang secara emosional dan psikologis dan memperburuk gejala depresi. Asuransi kesehatan di Jerman telah mencatat peningkatan jumlah orang yang mencari bantuan untuk masalah kesehatan mental. Di masa-masa itulah musik bisa memberi rasa kebersamaan dan kegembiraan, kata studi itu.

Tak hanya itu, ribuan orang juga telah menghabiskan waktu di masa pandemi dengan menyanyi, menulis ulang lagu-lagu dengan teks baru, dan membuat video yang melibatkan seluruh keluarga.

"Melalui ini, kita mengenali diri sendiri dan situasi kita. Ini membantu kita mengembalikan identitas sosial, bahkan dalam isolasi," kata Melanie Wald-Fuhrmann.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Musik Bisa Melepaskan Hormon Bahagia

Ilustrasi mendengarkan lagu, musik
Ilustrasi mendengarkan lagu, musik. (Photo by rupixen.com on Unsplash)

Faktor positif musik yang dinikmati memang tidak terbantahkan. Terbukti bahwa musik bisa melepaskan hormon endorfin, yang disebut juga hormon bahagia, dan memiliki efek memberi rasa puas dan nyaman, seperti ketika kita menikmati makanan, berolahraga, menggunakan obat-obatan tertentu atau setelah hubungan seks yang baik. Musik telah terbukti membantu membentuk antibodi, sehingga memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Jacob Jolij, ahli saraf di Departemen Psikologi Eksperimental di Universitas Groningen, tahun 2015 mempelajari pengaruh tempo, lirik positif, dan pilihan kunci mayor atau minor pada pendengar musik. Hasilnya, 45% responden menggunakan musik untuk mencerahkan suasana hati mereka, 77% menggunakan musik untuk motivasi.

Lalu lagu-lagu apa yang paling dicari orang? Menurut temuan Jacob Jolij, lagu pembangkit motivasi nomor satu adalah Don't Stop Me Now dari Queen, diikuti oleh beberapa lagu hits yang mencerahkan seperti Dancing Queen dari ABBA, Good Vibrations dari The Beach Boys' dan Uptown Girl dari Billy Joel's serta Girls Just Wanna Have Fun dari Cindy Lauper.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya